BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 03 Juli 2010

VIII. Mempertanyakan Kondisi Kejiwaan Benny Hinn

Apakah Benny Hinn? Seorang nabi palsu atau nabi yang benar? Sejak awal 1990-an, Benny Hinn sudah menetapkan rekaman yang mengejutkan dan tidak bisa dibayangkan dari nubuat-nubuat palsu, ajaran-ajaran palsu, dan kontroversi-kontroversi. Ini semua alasan yang cukup untuk memandangnya sebagai pemurtad serba-bisa masa kini.”

“Apa yang kami mau adalah supaya Benny Hinn memenuhi janjinya yang dia katakan padaku tahun 1993,” kata Ole Anthony, presiden organisasi pemantau Kristen di Amerika Serikat. “Dia berjanji dia akan berhenti menyiarkan penyembuhan-penyembuhan palsu, dia akan mengecek kembali semua penyembuhannya melalui ilmu kedokteran, dia akan menunggu selama enam bulan sesudah penyembuhan itu sebelum menyiarkannya di televisi, dan memastikan bahwa penyembuhan itu benar-benar terjadi. Dia mengatakan dia akan melakukan semua yang diminta [tapi] dia tidak melakukan satu pun. Akan baik baginya kalau dia pergi ke seorang ahli teologia untuk memeriksa dia. Beberapa ajarannya menyimpang, bahkan mengarah pada nujuman dengan bantuan arwah-arwah.”

Cenderung ke Arah Fantasi

Dan yang tidak kalah pentingnya, dia membutuhkan juga seorang dokter jiwa, seorang psikiater. Kedua sumber tadi yang menilai Benny Hinn secara kritis dan obyektif menyiratkan bahwa selain lemah dalam pendidikan teologia Kristen yang kokoh, dia menunjukkan gejala-gejala kejiwaan yang tidak normal.

Seorang peneliti kondisi kejiwaan Benny Hinn mengatakan dia cenderung ke arah fantasi. Dengan kata lain, dia seorang yang punya kekuatan imajinatif, citra atau impian mental, gagasan-gagasan yang tidak praktis; dia seorang pencipta citra-citra mental. Tiga contoh berikut memperjelas kecenderungan dia.

Kebangkitan kembali orang mati di seluruh dunia

Suatu contoh kecenderungan Hinn pada fantasi adalah kleimnya bahwa dia memperoleh suatu wahyu ilahi yang sangat spektakuler seandainya wahyu itu disingkapkan. Dia mendaku menerima suatu wahyu ilahi bahwa ribuan orang mati di seluruh dunia akan bangkit kembali dari kematiannya melalui perangkat televisi yang mereka tonton. Perangkat itu harus mereka setel begitu rupa sehingga menyiarkan Trinity Broadcasting Network (TBN), jejaring televisi religius terbesar sedunia itu.

Katanya kepada Paul Crouch dan Jan Crouch, isterinya, kedua-duanya pendiri, pemilik dan pengelola TBN, “Saya katakan padamu, saya bisa merasakan urapan berbicara di sini. Orang-orang akan membatalkan ibadah-ibadah pemakaman dan membawa jenazah-jenazah dalam peti mayat dan menempatkannya – ya Allah, saya merasakan urapan di sini – dan menempatkannya di depan suatu perangkat televisi, sambil menunggu kuasa Allah datang lewat perangkat itu dan menjamah mereka.” Ini Hinn katakan melalui siaran langsung TBN 19 Oktober 1999. Kata-katanya ditayangkan beberapa kali di TBN, termasuk pada 7 Januari 2000.

Sementara TBN siaran 24 jam berturut-turut, semua perangkat televisi para pemirsa harus disetel pada TBN. Kalau ada orang mati yang ditempatkan di depan layar televisi yang menyiarkan TBN dan menonton siarannya, mereka akan dibangkitkan dari kematian. Jumlahnya ribuan orang.

Ternyata rencana tinggal rencana – tidak dilaksanakan karena berbagai alasan yang tidak diketahui. Seandainya toh jadi dilaksanakan, tidak akan ada kebangkitan kembali dari kematian ribuan orang mati di seluruh dunia.

Agar mampu membangkitkan orang mati, Benny Hinn harus memenuhi sekurang-kurangnya dua syarat yang mustahil dia penuhi. Pertama, dia mesti menjadi Yesus Kristus yang bangkit dari antara orang mati dan memegang segala kuasa di sorga dan di bumi, termasuk kuasa untuk membangkitkan orang mati. Benny Hinn bukan Yesus, tidak bangkit dari antara orang mati, dan tidak memegang segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu, dia mustahil punya kuasa untuk membangkitkan orang mati melalui TBN. Kedua, atau Hinn mempercepat penghakiman terakhir, yaitu penghakiman Allah yang penghabisan atas seluruh umat manusia, sesudah kebangkitan orang-orang mati. Seandainya dia berhasil, dia pastilah Allah sendiri. Meskipun Benny Hinn kita tahu menyamakan dirinya dengan Allah, dia bukanlah Allah; karena itu, dia mustahil punya kuasa untuk membangkitkan ribuan orang mati di seluruh dunia.

Rencana tadi menyiratkan kecenderungan Hinn pada fantasi. Dia berkhayal menjadi Allah dan dengan cara demikian mampu membangkitkan kembali ribuan orang mati di seluruh dunia. Fantasi yang bukan saja menyingkapkan kebohongannya melainkan juga kesombongan rohaninya.

Perpanjangan sorga ke dunia

Contoh kedua tentang ramalan Benny Hinn bahwa TBN “akan menjadi suatu perpanjangan sorga ke dunia.” Karena itu, “[Kalau] Anda ingin ke sorga, hidupkanlah saluran itu ….”

Kata-kata Hinn mengingatkan kita pada dunia gaib (okultisme), sejenis realitas yang menyingkapkan fantasi, lebih daripada dunia alkitabiah. Dalam hubungan ini, TBN akan menjadi suatu sarana terbuka bagi suatu dunia rohani yang lebih tinggi. Melalui TBN, kuasa-kuasa rohani memberi tenaga pada agen-agennya di bumi.

Yesus berubah-ubah pikiran dalam memilih tangkai bunga lili

Contoh ketiga berkaitan dengan mimpi, suatu kata yang bisa menjadi suatu sinonim dari fantasi. Mimpi ini berasal dari Clemente, ibu Benny Hinn, tapi ditafsirkan begitu rupa sehingga ciri fantasi terselip ke dalamnya.

Menurut pengertian umumnya, suatu mimpi adalah suatu urutan citra (image) mental selama tidurnya seorang. Urutan citra mental ini sering adalah suatu campuran tokoh, tempat, dan peristiwa yang nyata dan dibayangkan. Kata "citra" dan "dibayangkan" berkaitan dengan kata "fantasi".

Arti lazim lain dari suatu mimpi adalah sesuatu yang diharapkan. Ini adalah sesuatu yang dirindukan, atau yang menimbulkan ambisi seorang akan sesuatu, biasanya sulit dicapai atau jauh dari keadaan sekarang, keadaan yang nyata. Dari pengalaman kita sendiri, kita tahu mimpi menurut definisi ini melibatkan fantasi, terutama ketika sesuatu yang kita rindukan sulit dicapai atau jauh dari keadaan sekarang.

Tapi ini bukan seluruh arti mimpi. Ada arti-arti lainnya yang merujuk pada fantasi.

Salah satu arti mimpi itu adalah lamunan (daydream). Suatu lamunan adalah serangkaian citra, biasanya yang menyenangkan, yang melewati akal budi (mind) seorang yang terjaga atau sadar. Frasa "citra, yang biasanya menyenangkan" menyiratkan fantasi.

Arti lain dari mimpi adalah harapan yang sia-sia. Harapan itu tidak praktis, tidak mungkin diwujudkan. Harapan macam ini berpeluang besar menghasilkan fantasi yang kuat.

Berkaitan dengan arti tadi adalah arti lain dari mimpi: keadaan samar-samar. Dalam mimpi menurut definisi ini, seorang mengalami suatu keadaan tanpa perhatian karena dia terserap oleh pikiran atau fantasinya.

Berdasarkan kelima arti dari mimpi tadi, cobalah kita pahami suatu mimpi Clemente, ibu Benny Hinn. Menurut tafsirannya, mimpinya menunjuk pada Benny Hinn di masa depan tapi masa depan itu ternyata tidak sesuai dengan tafsiran Clemente.

Pada tahun 1987, Clemente bermimpi dan, menurut penafsirannya tentang mimpinya, Benny Hinnlah satu-satunya pilihan Yesus bagi penginjilan sementara saudara-saudara lelakinya yang lain bukanlah pilihan Yesus. Seperti yang diceritakan sang ibu kepada Benny Hinn kemudian, dia melihat dalam mimpinya enam tangkai bunga lili yang indah yang dia genggam di tangannya. Yesus lalu muncul dan meminta salah satu tangkai itu sebagai milik-Nya. Siapakah dari keenam anak lelaki Clemence yang dipilih Yesus? Menurut tafsiran Clemence, dialah Benny Hinn. Akan tetapi, empat saudara lelaki yang lain dari Benny Hinn – Willie, Henry, Sammy, dan Michael – kemudian menjadi pendeta dan penginjil juga.

Dari kelima arti mimpi tadi, definisi manakah yang cocok dengan mimpi dan penafsirannya? Mimpi Clemente terjadi ketika dia tidur. Jelas, arti pertama mimpi itulah yang dimaksud. Munculnya Yesus dalam mimpi dan meminta satu tangkai bunga lili bukanlah kenyataan sehari-hari; keluarga itu tidak berjumpa Yesus secara jasmani dalam kehidupan sehari-hari mereka. Jadi, munculnya Tokoh itu dan tindakan-Nya dalam mimpi Clemente adalah suatu petunjuk ke masa depan. Mimpi dalam konteks ini mengacu pada sesuatu yang diharapkan.

Pilihan Yesus akan satu tangkai bunga lili dalam mimpi Clemente tahun 1987, menurut tafsirannya, mengacu pada masa depan bunga lili itu. Bunga lili yang dipilih melambangkan seseorang yang dipilih sekarang (1987) untuk masa depan (sesudah 1987). Siapakah yang dipilih sekarang oleh Yesus untuk masa depan? Menurut ibunya, yang dipilih adalah Benny Hinn. Mimpi dalam konteks ini mengacu pada arti lazim pertama dan kedua: sesuatu yang diharapkan. Apa pun juga, unsur fantasi tersirat dalam kedua arti mimpi ini.

Ternyata, masa depan menurut tafsiran Clemente tadi meleset. Bukan hanya Benny Hinn melainkan juga keempat saudara lelaki Hinn pun menjadi penginjil. Dengan kata lain, Yesus yang dalam mimpi Clemente 1987 ditafsirkan sebagai memilih hanya Benny Hinn (satu tangkai bunga lili) kemudian memilih juga empat tangkai bunga lili (keempat saudara Benny Hinn), pilihan yang tidak muncul dalam mimpi Clemente.

Definisi apakah yang cocok dengan konflik antara mimpi dan kenyataan? Bisa mimpi dalam arti lamunan, harapan yang sia-sia, keadaan yang samar-samar, atau gabungan dari ketiga definisi ini atau kelima definisi mimpi tadi. Unsur fantasi tidak terelakkan.

Lalu, mengapa Yesus hanya meminta setangkai bunga lili dalam mimpi Clemence tapi ternyata lima puteranya menjadi pelayan Tuhan penuh waktu? Bukankah ini berarti kata-kata Yesus pada ibu Benny Hinn dalam mimpinya meleset dalam dunia nyata? Yesus macam ini tidak benar dan tidak konsisten dengan kata-kata-Nya. Yesus yang berubah-ubah pikiran karena mula-mula memilih satu tangkai tapi kemudian memilih empat tangkai lili lainnya tidak sekalipun disaksikan oleh Alkitab. Dia bukanlah Yesus yang kita kenal dalam Alkitab Perjanjian Baru, Yesus yang adalah “kebenaran” itu. Benny Hinn jelas menunjukkan bahwa dia lazimnya hidup dalam fantasi, dalam kebohongan ciptaannya sendiri.

Bagian dari Kecenderungan Hinn ke Arah Fantasi

Fantasi teman dari subyektivisme. Karena itu, semua contoh tentang subyektivisme, seperti yang sudah dijelaskan, bisa dipandang sebagai bagian dari kecenderungan Hinn ke arah fantasi.

Peneliti lain tentang kondisi kejiwaan Hinn mengatakan dia sebenarnya menderita suatu penyakit jiwa tingkat parah. Menurutnya, pendapat-pendapat atau ajaran-ajaran Hinn lazim kita dengar di kamar-kamar perawatan pasien-pasien yang menderita skizofrenia. Ini sejenis kekacauan jiwa tingkat parah. Gejala-gejalanya adalah emosi yang tidak stabil, persepsi penderita lepas dari kenyataan hidup sehari-hari, dan penarikan dirinya secara kejiwaan ke dalam dunianya sendiri.

clip_image002
Iklan tentang salep “Dibunuh dalam Roh (Slain in the Spirit) yang harus dioles langsung di jidat, bisa diperoleh tanpa resep dokter, dengan cuma sedikit sumbangan sebagai ongkos pemakaiannya.

0 komentar: