BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 16 September 2010

XXIII. Skeptisisme Lain tentang Kesembuhan dan Pemulihan Rohani ala Benny Hinn

Pada bulan April 2005, Benny Hinn mengadakan suatu KKR Kesembuhan Rohani di Nigeria, yang motif-motif dan hasil-hasilnya dipertanyakan. Dari 6 juta orang yang diperkirakan hadir, yang hadir selama tiga malam berturut-turut berjumlah total sekitar 900 ribu orang.

lagos nigeria Lagos, bekas ibu kota Nigeria, sejak 1991 berubah nama menjadi Abuja

Masalah Kerinduan Orang Afrika akan Kesembuhan Rohani

Meskipun demikian, kehadiran mereka mencerminkan kerinduannya akan kesembuhan rohani, kerinduan yang lugu dan polos. Benny Hinn dan beberapa penginjil Pentakosta lainnya secara cerdik memanfaatkan kerinduan orang-orang Nigeria yang lugu dan polos itu untuk memperkaya diri sendiri.

kkrhijnnlagos Suatu iklan tentang KKR Penyembuhan Rohani Benny Hinn di Lagos

Orang Afrika, termasuk di Nigeria, mudah tertipu kleim-kleim atau dakuan-dakuan ilmu hitam dan putih (black and white magic), mujizat, dan paranormal. Umumnya, mereka punya kepercayaan yang kuat bahwa ada kuasa adialami yang campur tangan dalam kehidupan mereka dan mengubah takdirnya, entah untuk kebaikan entah untuk keburukannya. Mereka percaya kuasa spiritual ini bekerja secara gaib dan ajaib melalui tanda-tanda dan mujizat-mijizat. Kepercayaan seperti ini, barangkali tanpa mereka sadari, mengacaukan akal budinya.

Ketika gereja dan pendetanya memasuki dunia spiritual non-Kristen seperti ini, mereka seharusnya menjadi – seperti kata Yesus - “garam dan terang dunia” dan bekerja tanpa pamrih. Misi dan kualifikasi macam ini ternyata tidak dipraktekkan oleh gereja-gereja injili, termasuk gereja Pentakosta, di Afrika. Alih-alih bertindak demikian, lembaga-lembaga Kristen ini memanfaatkan unsur takhyul dalam alam pikiran dan kebudayaan orang-orang Afrika. Untuk apa? Untuk menjajakan dan menyebarkan jasa-jasa paranormalnya. Gereja-gereja itu menjanjikan kesembuhan ilahi dan pemecahan instan atau “cepat-saji” atas masalah-masalah dan penyakit-penyakit orang Afrika.

petanigeria Letak Nigeria di Benua Afrika

Para pendeta Pentakosta yang menyimpang dari ajaran Alkitab itu mendaku mereka punya kuasa untuk memberi kesembuhan rohani yang jauh lebih unggul dari kesembuhan non-medis modern di Afrika. Mereka bisa membuat orang tuli mendengar, orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, dan wanita mandul melahirkan anaknya. Dengan dakuan-dakuan seperti ini, mereka bisa membohongi orang Afrika yang lugu dan polos itu.

Kisah Gilbert Deya dari Kenya salah satu contoh penipuan yang kemudian menimbulkan masalah lain bagi dirinya sendiri. Mengaku dirinya uskup agung dari Kenya, Gilbert mengatakan dia bisa membuat pasangan Afrika hitam yang tidak subur melahirkan bayi-bayi melalui mujizat ilahi. Tapi penyelidikan polisi kemudian hari menyingkapkan bahwa Gilbert terlibat pencurian dan perdagangan ilegal anak-anak.

Kleim-kleim lain menunjukkan berbagai kebohongan atau info yang menyangsikan yang siarannya kemudian dilarang dari para penginjil Pentakosta yang lain. Pada tahun 2001, Reinhard Bonnke, seorang penginjil asal Jerman, dilaporkan sudah membangkitkan seorang dari kematian, suatu dakuan yang yang kemudian ternyata tidak benar. Sudah ada banyak kleim ceroboh seperti itu tentang mujizat dan kesembuhan rohani oleh penginjil-penginjil televisi dan pengkhotbah-pengkhotbah tentang akhir zaman di Nigeria. Mereka mencakup Chris Oyakhilome, Enoch Adebaye, David Oyedepo, Helen Ukpabio, dan Matthew Ashimolowo. Para penyembuh rohani itu memanfaatkan uang pemberian orang-orang Afrika yang mencari mujizat ilahi untuk apa? Untuk memasang iklan di papan-papan iklan dan mensponsori acara-acara radio dan televisi yang mengiklankan mujizat-mujizat itu. Pada tahun 2005, Komisi Penyiaran Nigeria terpaksa harus melarang siaran mujizat-mujizat itu melalui televisi nasional.

Bisnis Penginjilan yang Subur di Afrika

Benua Afrika makin sering dikunjungi para penginjil Pentakosta dari Amerika Serikat dan dari seluruh dunia Barat. Para penginjil itu tengah mencari orang-orang Afrika yang bisa dibujuk supaya bertobat dan menjadi pengikut dan murid-muridnya. Afrika menjadi incaran penginjilan Pentakosta karena kemerosotan yang makin meningkat dari kepercayaan Kristen di AS dan seluruh dunia Barat. Sebagai akibatnya, banyak gereja Pentakosta di Afrika menerima bantuan jutaan dolar AS dari mita-kerja mereka di AS “untuk membawa orang Afrika kepada Kristus.” Benny Hinn tergolong pada salah satu penginjil Pentakosta itu; dia ikut mensponsori KKR Mujizat di benua Afrika.

 Itulah sebabnya Pentakostalisme menjadi suatu bisnis yang subur di Afrika. Bisnis subur ini memampukan sejumlah besar pemuda penganggur menemukan jalan paling pintas untuk mendapat kekayaan dan kemakmuran. Para pendeta Pentakosta setempat memakai segala macam akal dan teknik untuk memeras uang dari orang-orang Afrika yang mudah tertipu, dan orang-orang asing yang bekerja untuk gereja-gereja Pentakosta di Afrika.

Pendeta hidup mewah, anggota jemaat hidup miskin, sengsara, dan melarat

Timbullah kesenjangan sosial antara para pendeta dan anggota-anggota gerejanya. Para pendeta tadi memakai uang itu untuk mendirikan gereja-gereja yang mewah, mendirikan rumah-rumah mereka yang mahal, membeli mobil dan pesawat terbang yang mewah, dan hidup dengan memamerkan kekayaannya. Sementara itu, anggota-anggota gerejanya merana karena kemiskinan, kesengsaraan, dan kemelaratan.

anakmiskinnigeria
Anak-anak miskin di Nigeria

Akal-akalan dan cara-cara non-alkitabiah para pendeta Pentakosta itu untuk memperoleh uang sebanyak-banyaknya dari anggota-anggota jemaatnya. Dalam banyak hal, pendeta-pendeta itu mengatakan pada anggota-anggota jemaatnya untuk memberi uang kepada Allah. Supaya apa? Supaya Allah membalas pemberian mereka dengan berkat-berkat-Nya. Allah akan senang, begitu mereka memberi dorongan cerdik, kalau jemaat membayar perpuluhannya dan memberi persembahan secara teratur. Bagi orang yang sering kekurangan uang dan sandang-pangan di Afrika, termasuk banyak anggota jemaat Pentakosta di Afrika, permintaan para pendeta itu terdengar sebagai paksaan, halus atau terang-terangan. Tapi pamrih para hamba Tuhan itu untuk menguras uang dari jemaatnya tersingkap ketika mereka mengabaikan fakta kekurangan tadi, memakai perintah-perintah alkitabiah yang menyesatkan tapi yang tidak disadari jemaat, dan mengatakan “pemberi tidak pernah kekurangan.”

pesawat terbang pribadi hinn Pesawat terbang pribadi Benny Hinn dan rombongannya

Anggota jemaat mencuri uang kantor atau perusahaannya

Akal-akalan dan cara-cara menyesatkan tadi bahkan mendorong beberapa anggota jemaat melakukan pencurian uang karena pamrih yang dibangkitkan para pendeta itu. Tanggapan anggota-anggota jemaat Pentakosta tertentu di Nigera atas permintaan tanpa hikmat pengetahuan alkitabiah dari para pendetanya malah melibatkan mereka ke dalam tindakan kriminal berupa pencurian uang kantor atau perusahaan. Pada bulan Maret 2003, seorang kasir lelaki di suatu hotel di Abuja, ibu kota Nigeria, ditangkap polisi. Dia dituduh mencuri dari majikannya hampir 40 juta naira – nama mata uang Nigeria – yang nilainya setara dengan sekitar 40 ribu dolar AS atau 400 juta rupiah. Seandainya tidak ditangkap dan ditahan polisi di Abuja, dia akan mempersembahkan jumlah uang itu bagi Allah melalui tangan para pendeta tadi karena dia percaya – sesuai kata-kata pendetanya – dia akan menjadi seorang “pemberi [yang] tidak pernah kekurangan.” Masih di Nigeria, seorang karyawan lelaki pada suatu bank juga mencuri 40 juta naira dari majikannya dan memberi 10 juta – sekitar 100 juta rupiah – kepada gerejanya. Dia menyebut jumlah uang hasil curiannya itu sebagai “uang pembibitan.” Dia percaya uang yang diserahkan kepada gerejanya akan bertumbuh dan menghasilkan kelipatan berkali-kali. Sesuai janji dan jaminan pendeta, ini suatu imbalan yang akan membuat hidupnya lebih mewah dan makmur. Sesudah 10 juta naira diberikan kepada pendeta, lelaki itu diangkat menjadi pembantu pendeta. Tapi sebelum bibitnya bertumbuh, kejahatannya diketahui polisi dan dia ditangkap.

Skeptisisme Leo Igwe terhadap Ekses-Ekses Penginjilan di Afrika

Cerita tadi menunjukkan untuk kesekian kali ekses-ekses dari penginjilan yang menyimpang dari tuntunan Alkitab. Bukan saja para pendeta dan jemaat Pentakosta di Nigeria dan di Afrika mempermalukan dirinya sendiri sebagai orang Kristen. Mereka pun mempermalukan Bapa, Putera, dan Roh Kudus sesuai kesaksian Firman Allah di depan umum dan menimbulkan pada publik Kristen dan non-Kristen di sana berbagai reaksi negatif, seperti rasa kurang atau tidak hormat, skeptisisme, sikap kritis, dan bahkan keengganan orang menjadi pemeluk Kristen.

Reaksi negatif ini bisa kita simak dari skeptisisme Leo Igwe, Kepala Perhimpunan Masyarakat Skeptis Nigeria. Skeptisismenya yang diterbitkan September 2006 berisi kecaman terang-terangan terhadap kebodohan dari manipulasi roh dan akal budi orang Afrika atas nama Injil oleh para penginjil Pentakosta yang menyesatkan mereka. Khususnya, dakuan mereka – yang tidak terbukti secara meyakinkan – tentang mujizat-mujizat ilahi masa kini, seperti yang mereka daku terjadi melalui penyembuhan dan pemulihan rohani ribuan orang sakit. Ini berlawanan lurus dengan sains, nalar, atau akal sehat. “Mujizat tidak punya dasar dalam sains, nalar, atau akal sehat,” Igwe menandaskan. Bagian-bagian penting dari sikap skeptis Leo Igwe terhadap Injil dan penginjilan Pentakosta di Afrika, termasuk di Nigeria, saya kutip dengan penjelasan tertentu.

Penyembuhan rohani adalah ancaman terbesar terhadap pengobatan dan perawatan ilmiah dan pemeliharaan kesehatan di Afrika. Mujizat tidak punya dasar dalam sains, nalar, atau akal sehat. Semua dakuan tentang kesembuhan dan pemulihan ilahi tidak bisa didamaikan dengan situasi kesehatan yang mengerikan di Afrika.” Situasi mengerikan macam apa? “Afrika punya tingkat kematian bayi paling tinggi di dunia. Dan jutaan orang di sana masih sekarat karena penyakit-penyakit yang [sebenarnya] bisa dicegah, seperti malaria dan tuberkulosis. Menurut PBB, 6.000 anak Afrika meninggal dunia karena HIV/AIDS setiap hari.” Situasi nyata yang mengerikan ini bisa dimanfaatkan para penyembuh dan pemulih rohani yang palsu yang ditentang Igwe melalui peringatan pada orang-orang Afrika yang akan menjadi penipuan mereka. “… kalau memang ada orang dengan kuasa adialami untuk menyembuhkan orang sakit, mengapa ada orang-orang yang menderita dan sekarat? Jelas semua kleim tentang penyembuhan dan pemulihan rohani adalah penipuan.” Karena tidak yakin akan mujizat tipuan dari para pendeta yang mendaku punya kuasa ilahi untuk melakukan mujizat-mujizat, Leo Igwe mengecam dakuan mereka dengan mengutip kata-kata Ernest Renan, seorang filsuf dan penulis asal Perancis yang gagasan-gagasannya sering dikutip juga oleh Soekarno, Presiden pertama RI: “Tidak ada mujizat yang pernah terjadi dalam kondisi yang bisa diterima sains.”

Lalu, apa sesungguhnya yang dibutuhkan Afrika, menurut pandangan Leo Igwe. Skeptisisme terhadap Pentakostalisme, suatu aliran atau ajaran Kristen yang membentuk suatu denominasi dalam agama Kristen Protestan. Menurut Igwe, yang dibutuhkan Afrika adalah justru kebalikan dari apa yang diajarkan melalui Pentakostalisme di Afrika. Itulah kebutuhan akan pencerahan yang dihasilkan kuasa nalar atau logika manusia: sains, pikiran kritis dan terbuka, nalar, dan kemajuan industri dan teknologi. Sambil mendorong orang Afrika menerapkan pencerahan oleh nalar atau logika tadi dan mencela gagasan-gagasan yang bertentangan dengan kuasa itu melalui Pentakostalisme di Afrika, Igwe menegaskan: “Afrika membutuhkan sains, bukan takhyul; pikiran kritis, bukan dogma; pikiran terbuka, bukan iman buta; dan kemajuan industri dan teknologi, bukan Roh Kudus dan mujizat. Ringkas kata, “Afrika membutuhkan skeptisisme, bukan Pentakostalisme.”