BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 28 Februari 2011

XXXVI. Mengapa Para Pelayan Tuhan Itu Terlibat Skandal Seks?

Sesudah berada di dalam penjara karena terbukti melakukan pemerkosaan terhadap seorang gadis, lelaki pemerkosa itu ditanya seorang wartawan tentang mengapa ia melakukannya. Dengan air mata yang berlinang, dia menyatakan penyesalannya dan berkata, “Saya tidak tahu mengapa saya begitu khilaf sehingga saya melakukan apa yang seharusnya tidak saya lakukan?”

Sepanjang sejarah manusia, kekhilafan macam ini terjadi. Para lelaki yang melakukan pemerkosaan atau perzinahan mencakup lelaki mana pun, termasuk pendeta Kristen. Penyesalan atas kekhilafan mereka di balik jeruji penjara adalah penebusan yang adil dan benar atas perbuatan mereka.

Dalam hubungan dengan skandal seks yang dilakukan atau diduga dilakukan ke-29 penginjil, pendeta, dan tokoh Kristen dalam bab terdahulu, apa sesungguhnya yang mendorong mereka melakukan dosa seksual itu? Sebagian jawabannya diberikan beberapa di antara pelayan Tuhan itu, sebagian lagi melalui penafsiran atas beberapa kasus skandal seks itu. Yang lain diberikan oleh Alkitab. Entah dari mereka entah dari Alkitab, semua jawaban itu bersumber pada kebenaran tentang dosa seksual di dalam Alkitab.

Iblis yang Membuat Saya Melakukannya”

Sesudah dosa seksualnya diketahui umum, apa kata Robert LIARdon tentang kekhilafannya? “Iblis yang membuat saya melakukannya,” jawabnya.

Sebagai pembelaan terhadap puteranya, ibu Robert menyalahkan gereja. Mengapa Robert melakukan skandal seks? Itu bukan kesalahan dia; itu kesalahan gereja karena jemaat gagal “melindungi” dia melalui doa-doa mereka!

Akibat kegagalan gereja melindungi puteranya? Iblis mengakibatkan Robert LIARdon jatuh ke dalam dosa homoseksualitas.

Pembenaran diri LIARdon melalui ibunya berlawanan dengan peran sesungguhnya seorang pendeta. Bukankah dia seorang gembala dan jemaat adalah domba-dombanya? Apakah ada contoh dalam Alkitab yang di dalamnya gembala tersesat meninggalkan domba-dombanya dan meminta domba-dombanya menyelamatkan dia? Tidak ada. Dalam Perjanjian Lama, Daud, seorang gembala sebelum menjadi seorang raja Israel kuno, tidak meninggalkan tapi dengan berani melindungi kambing domba ayahnya terhadap hewan-hewan pemangsa yang buas (1 Samuel 17:36). Dalam Perjanjian Baru, seorang gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya (Yohanes 10:11-12).  Jelas, kritik ibu LIARDon kebalikan ajaran Alkitab: seharusnya puteranya sebagai seorang gembala jemaat  yang menyelamatkan jemaatnya sebagai domba-dombanya, bukan sebaliknya.

Kemudian, apakah memang Iblis yang mengakibatkan LIARdon terlibat homoseksualitas? Tidak. Paling tinggi, Iblis dan antek-anteknya menggoda siapa pun melalui titik-titik lemah mereka atau menawarkan kepada mereka sesuatu yang baru dan mengamati apa mereka memakan umpan itu atau tidak.

Sebenarnya, dosa seseorang adalah hasil pilihannya sendiri, berdasarkan kehendaknya yang bebas. Karena itu, ketika dia jatuh ke dalam dosa, ketika dia melakukan homoseksualitas, dia harus bertangggung jawab atas pilihan bebasnya itu. Mengkambing hitamkan orang lain untuk dosa yang dia lakukan bukanlah jawabannya.

Dosa selalu adalah masalah pribadi antara pendosa dan Allah. Tidak seorang pun bisa membuat Anda berdosa. Andalah yang memilih untuk berbuat dosa.

Nabi-Nabi Palsu

Dari bab-bab terdahulu dalam blog ini, Anda tahu bahwa Benny Hinn seorang nabi palsu. Kemudian, bab 34 menjelaskan juga tentang ajaran-ajaran menyesatkan tentang kesembuhan oleh berbagai penginjil dan pendeta Kristen. Semuanya adalah tokoh-tokoh Kristen terkenal secara luas, sebagian adalah bintang-bintang penginjil televisi Karismatik, Pentakosta,  Injili, dan Bapits.

Tapi munculnya mereka seperti meteor. Pancaran cahaya yang diciptakannya tampak pada banyak orang di langit malam hari. Tapi pancaran cahaya itu singkat lalu lenyap. Ibarat meteor, para tokoh Kristen tadi memancarkan cahayanya yang memukau jutaan orang sebentar saja, lalu redup, dan menghilang.

Karena apa? Injil palsu yang mereka ajarkan, penyesatannya, dan dosa seksual yang mereka lakukan.

Proses Kejatuhan Mereka Sudah Ada di Alkitab

Tidak mudah melihat ke dalam proses kejiwaan atau kerohanian yang mengakibatkan ke-29 pelayan Tuhan itu terlibat atau diduga terlibat dalam berbagai skandal seks. Psikologi modern memang bermanfaat untuk memahami proses-proses kejiwaan yang mengakibatkan orang membuat keputusan-keputusan yang keliru dalam hidupnya.

Tapi rasanya psikologi modern belum mampu menjelaskan seluruh kebenaran di balik proses-proses kejiwaan yang terjadi di dalam diri manusia, termasuk keputusan untuk terlibat dalam skandal seks yang kemudian ingin disembunyikan atau disesali sesudah disingkapkan.

Alkitab berisi wawasan psikologis dan spiritual yang menembus seluruh hati manusia. Maklum, buku yang berisi firman Allah ini berasal dari tuntunan Roh Kudus, Oknum dari Trinitas Allah yang Mahakuasa dan Mahatahu. Karena itu, proses-proses yang menyebabkan ke-29 pelayan Tuhan itu terjebak ke dalam skandal seks yang nyata atau diduga selanjutnya akan dijelaskan berdasarkan Alkitab.

Ada di hati mereka

Suatu penggalan nyanyian rakyat Indonesia berbentuk pantun berbunyi: “Dari mana datangnya cinta?/ Dari mata, turun ke hati.”

Cinta yang turun ke hati itu anggap saja adalah cinta dalam arti yang positif. Cinta itu lalu menimbulkan rasa saling mencintai antara sepasang lelaki dan wanita, dilanjutkan dengan pernikahan, lalu kehidupan berkeluarga yang diberkati sampai masa tua.

Tapi bagaimana kalau cinta yang dimaksud adalah suatu ungkapan dari hawa nafsu yang ditentang Alkitab? Menurut Alkitab, hati tempat cinta itu turun tidak kosong. Ia sumber cinta dalam arti hawa nafsu, seperti perzinahan dan percabulan. Ini dikatakan Yesus sendiri, Yesus yang Mahakuasa dan Mahatahu: “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu, dan hujatan. Itulah yang menajiskan orang” (Matius 15:19-20).

Cinta dalam arti hawa nafsu yang mengakibatkan para pelayan Firman Tuhan itu terlibat atau diduga terlibat skandal seks berasal dari hatinya. Mata yang membangkitkan cinta mereka di dalam hatinya lalu membutakan mata rohaninya dan mengakibatkan mereka terjebak ke dalam skandal seks yang menajiskannya.

Berzinah di dalam hati

Dengan wawasan yang sangat tajam dan cermat ke dalam diri manusia, Yesus menjelaskan suatu proses lain yang menjebak para pelayan-Nya ke dalam skandal seks itu: dari mata menuju perzinahan yang dibayangkan. “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Matius 5:27-28). Para penginjil, pendeta, dan tokoh Kristen lelaki yang terlibat perzinahan dengan wanita pastilah mengawali proses ini melalui pandangan mata kepada perempuan yang mereka inginkan, membayangkan atau mengkhayalkan perzinahan itu, lalu benar-benar melakukan perzinahan dengan mereka.

Tidak menyadari dosa seksualnya

Ketika tengah “dimabuk asmara”, para pelayan Tuhan itu mengabaikan ajaran atau peringatan Tuhan di dalam Alkitab tentang akibat-akibat dosa seksual yang akan mereka lakukan. Beberapa kutipan menunjukkan bagian firman yang mereka abaikan, bagian yang terkait dengan dosa seksual. Akibat-akibat dosanya dikatakan secara gamblang oleh Alkitab.

Kehilangan Kerajaan Allah

Orang cabul, orang berzinah, banci, orang pemburit tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (1 Korintus 6:9-10).

Menghina Allah dengan tubuhnya

. . . tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.  . . . . Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, – dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu, muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (1 Korinuts 6:13, 19-20).

Mendatangkan murka Allah

Karena itu, matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka] (Kolose 3:5-6). Secara khusus, para pelayan Tuhan itu yang melakukan percabulan, kenajisan, dan hawa nafsu mendatangkan murka Allah atas diri mereka.

Balasan untuk kesesatan mereka

Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.  . . . . Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka (Roma 1:22, 26-27).

Tanda-tanda akhir zaman

Skandal-skandal seks itu adalah juga tanda-tanda akhir zaman. Ini sudah dikatakan Paulus di abad pertama Masehi. Katanya: “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. . . . . Manusia akan . . . lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji (2 Timotius 3:1,2-4,8).

Mereka Harus Pertanggung Jawabkan

Jelas, ke-29 pelayan Tuhan itu yang terlibat atau diduga terlibat berbagai skandal seks itu mengabaikan peringatan dalam Alkitab. Tanpa disadarinya, mereka terperangkap ke dalam berbagai proses yang bersumber dari hatinya. Skandals seks yang mereka lakukan menunjukkan juga tanda-tanda akhir zaman. Akibat-akibat dosa seksual yang mereka lakukan akan mereka pertanggung jawabkan kepada Yesus.

Skandal seks yang mereka lakukan punya pengaruh lain pada kita. Mereka yang seharusnya menjadi panutan atau contoh hidup yang baik dan benar kepada kita sudah menjatuhkan reputasinya karena dosa-dosa seksual yang mereka lakukan. Mereka selayaknya tidak menjadi pelayan Tuhan.

0 komentar: