BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 07 Oktober 2011

XXXIX. Waspadalah terhadap Nabi-Nabi Palsu yang Menyebarkan Injil Palsu

Tidak semua pendeta atau penginjil menyampaikan Injil palsu. Blog ini memusatkan sorotannya pada nabi palsu dan Injil palsu yang mereka sebarkan.

Dalam 38 bab  dan dua pengantar  blog ini, saya sudah berusaha menunjukkan kepada Anda bermacam-macam bahaya dari para nabi palsu yang menyebarkan Injil palsu. Dengan bersikap skeptis dan kritis, saya berusaha mengajak Anda bersikap skeptis dan kritis juga terhadap nabi-nabi palsu itu dan Injil menyesatkan yang mereka sampaikan, melalui televisi, terbitan buku, dan media penyebaran informasi menyesatkan lainnya. Dengan bersikap skeptis dan kritis, Anda menjadi waspada.

Seluruh tulisan tadi mengantar saya pada empat pertanyaan mendasar. Pertama, apa ciri-ciri atau tanda-tanda pengenal umum nabi palsu itu? Memgapa mereka menyebarkan Injil palsu? Mengapa pemirsa, hadirin, atau pembaca terkecoh atau “terhipnotis” oleh mereka dan Injil palsu yang mereka sebarkan? Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah para nabi itu  menyebarkan Injil palsu? Jawaban atas keempat pertanyaan ini merupakan ringkasan dari info relevan dari blog ini.

Apa Ciri-Ciri Umum Nabi Palsu Itu?

Pertama, mereka  melakukan berbagai penipuan, kebohongan,   dan isapan jempol yang tidak mereka sadari tapi yang merugikan tidak hanya reputasinya tapi juga iman para pemirsa, pendengar, atau hadirin.

Kedua, mereka melakukan penyesatan firman Allah, pemurtadan,  klaim kesembuhan ilahi yang tidak terbukti, nubuat yang meleset, penambahan dan pengurangan firman Allah, pemutarbalikan Injil, dan  penafsiran di luar Alkitab.

Ketiga, mereka mempraktekkan nekromansi (komunikasi dengan arwah untuk meramalkan atau memengaruhi masa depan) yang dipercaya adalah urapan Roh Kudus dan membuat ramalan-ramalan atau nubuat-nubuat yang meleset.

Keempat, mereka mengakibatkan orang-orang yang sakit atau cacat yang percaya ada kesembuhan ilahi padanya ternyata meninggal dunia atau kecewa karena tidak mengalami kesembuhan yang mereka rindukan. Ketika kleim-kleim kesembuhan itu gagal, mereka menunjukkan kekejaman pada pasien yang gagal sembuh itu dengan tidak sekalipun menunjukkan rasa bersalah atau empati.

Kelima, mereka menunjukkan ketamakan di balik selubung ajaran menyesatkan tentang Injil Kemakmuran. Dengan janji sorgawi, paksaan, atau ancaman atas nama Tuhan dan penginjilannya supaya para pemirsa atau hadirin memberi sumbangan dana dan menyaksikan sebagai imbalannya berkat-berkat berlimpah-limpah Tuhan baginya, ganjaran ilahi yang tidak terbukti, mereka berhasil mengeruk dana untuk memperkaya dirinya sendiri. Orang-orang miskin atau cacat yang memberi dengan tulus sumbangan dananya dengan percaya ganjaran ilahi akan menjadi warisannya juga dengan rasa kecewa tidak menerima ganjaran itu.

Keenam, mereka mempraktekkan semacam mistisisme Kristen, kepercayaan akan wahyu rohani secara intuitif, atau kepercayaan akan gagasan yang samar-samar dan membingungkan yang mereka percaya berasal dari Tuhan. Mistisisme ini mereka peroleh melalui subyektivisme dari nubuat, mimpi, dan penglihatan mereka, subyektivisme yang sesungguhnya tidak alkitabiah dan bodoh.

Ketujuh, mereka mengabaikan fakta-fakta ilmiah atau obyektif dan menyebarkan Injil menyesatkan yang berlawanan dengan kebenaran yang tak terbantahkan dari hasil penelitian ilmiah atau obyektif.

Kedelapan, mereka mengkleim mampu menyembuhkan orang lain secara ilahi tapi tidak mampu menyembuhkan diri atau anggota keluarganya.

Kesembilan, mereka mengkleim punya urapan Roh Kudus, adalah Allah kecil, Mesias kecil, dan diajar langsung oleh Roh Kudus sebagai Guru Besarnya, tapi nubuatnya meleset, diungguli ramalan-ramalan non-Kristen yang penggenapannya akurat.

Kesepuluh, meskipun mengkleim punya urapan Roh Kudus, mereka terlibat dalam berbagai dosa seksual.

Kesebelas, mereka percaya mampu menyalurkan kuasa pendamaian Allah kepada bangsa-bangsa melalui doa-doa pemulihan bangsa-bangsa, tapi sesungguhnya doa-doa itu gagal mencapai tujuannya.

Keduabelas, mereka tampil di depan umum dengan kesan seakan-akan mereka manusia super sebagai teladan yang dikagumi karena punya karisma ilahi yang memukau, mempesona,  tapi sesungguhnya mereka manusia biasa dengan kekurangan dan kelemahannya.

Ketigabelas, mereka ada kalanya mengabaikan hukum kasih kepada sesama manusia dengan  mengabaikan tata krama, sopan-santun sehari-hari begitu rupa sehingga menimbulkan percekcokan dengan lingkungan tetangganya atau dengan orang lain.

Keempatbelas, mereka adalah serigala berbulu domba yang harus diwaspadai dan dilawan.

th_wolfinsheepsclothing2 Nabi palsu, serigala berbulu domba

Kelimabelas, mereka yakin berada di jalan Allah yang benar dan oleh kepercayaan akan keunggulan rohani ini menolak kritik apa pun dari luar yang bermaksud baik sebagai serangan terhadapnya, orang-orang kudus yang diurapi secara khusus oleh Roh Kudus bagi pelayanan gereja.

Keenambelas, mereka anti doktrin Kristen yang ketat dan kaku dan lebih memilih penafsiran yang lentur terhadap Alkitab. Penafsiran macam ini bisa mengarah pada penyampaian Injil yang menyimpang dari Alkitab.

Mengapa Mereka Menyebarkan Injil Palsu?

Pertama, mereka menggenapi peringatan Alkitab Perjanjian Baru bahwa nabi-nabi palsu akan muncul untuk menyesatkan orang-orang percaya, dulu, sekarang, dan nanti. Injil yang mereka sebarkan adalah Injil palsu.

Kedua, mereka membuat pilihan-pilihan rohani yang melawan firman Allah dan sebagai akibat pemurtadan atau kesesatannya, mereka, sekalipun percaya melakukan kehendak Allah, menjadi nabi-nabi palsu. Mereka lalu menyebarkan Injil palsu.

Ketiga, mereka tidak punya pendidikan teologia Kristen yang tepat dan memadai. Sebagai akibat kekurangan itu, mereka, sekalipun percaya mendapat urapan Roh Kudus untuk menyebarkan firman Allah,  menyampaikan Injil palsu.

Keempat, mereka bisa saja menderita gangguan jiwa, seperti cenderung ke arah fantasi atau menderita skizofrenia, dan sebagai akibatnya menyampaikan Injil yang menyimpang.

Kelima, mereka menunjukkan pemberontakan rohani dengan menyebarkan Injil yang ditambah atau dikurangi dengan menyamakan dirinya sebagai Allah kecil atau Mesias kecil.

Keenam, mereka mengabaikan kebenaran obyektif, seperti yang dihasilkan sains, dan menyebarkan Injil palsu yang bertabrakan dengan kebenaran obyektif itu.

Ketujuh, mereka membodohi pemirsa atau hadirin yang sangat percaya padanya dengan penalaran yang menawan tapi  menyesatkan dari Injil palsu, seperti penalaran yang diwarnai subyektivisme atau mistisisme Kristen.

Kedelapan, mereka menyampaikan Injil palsu tentang kesembuhan ilahi yang ternyata palsu karena mengandalkan hipnotisme atau sugesti massal dan akal-akalan cerdik lainnya.

Mengapa Pemirsa, Hadirin, atau Pembaca Terkecoh atau “Terhipnotis” oleh Nabi Palsu dan Injil Palsu yang Mereka Sebarkan?

Pertama, peringatan dalam Perjanjian Baru tentang akan datangnya nabi-nabi palsu yang menyebarkan Injil palsu digenapi. Mereka akan punya banyak pengikutnya.

Kedua, pemirsa, hadirin, atau pembaca punya masalah-masalah pribadi yang serius yang tidak mendapat pemecahan, entah secara pribadi entah pada atau bersama orang lain. Ketika menemukan daya pukau penginjil yang tidak mereka tahu adalah nabi palsu tapi yang secara tepat memberi pemecahan pada masalahnya, mereka percaya bahwa Injil yang disampaikan nabi palsu itulah yang benar.

Ketiga, mereka dipengaruhi secara kuat oleh ajaran bahwa pembaptisan yang sejati bukan pada masa bayi melainkan pada masa mereka bisa membuat pilihan atas hidupnya sendiri, termasuk pilihan atas gereja dan pendeta manakah yang mereka sukai. Dengan menolak baptisan pertama masa kecilnya sebagai tidak sah dan menerima baptisan kedua sebagai sah, mereka, oleh pemahaman yang kurang memadai tentang doktrin tentang baptisan, mengambil keputusan untuk pindah gereja. Dengan membuat pilihan demikian, mereka  mengikuti Injil palsu yang disebarkan nabi palsu.

Keempat, mereka terpesona oleh penampilan nabi palsu yang mendemonstrasikan karismanya melalui penyembuhan ilahi, khotbah anti-doktrin-Kristen yang penuh kuasa, dan kuasanya untuk membuat hadirin terjatuh dan pingsan di tempat duduknya atau di lantai, dan kesaksian tanpa verifikasi dua tiga orang saksi tentang perjalanannya bulak-balik rumah dan sorga untuk berjumpa dengan Yesus, Musa, Petrus, dan tokoh-tokoh alkitabiah tenar lainnya di zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Kelima, mereka lebih menyukai nyanyian bersuasana dan gaya pop dan kebebasan untuk mengungkapkan sukacitanya dalam ibadah secara spontan. Ini bisa mengarah pada pemilihan yang tidak disadari sebelumnya akan pendeta yang menyebarkan Injil palsu.

Apa yang Harus Kita Lakukan untuk Mencegah Para Nabi Palsu    Menyebarkan Injil Palsu?

Pertama, memperkuat iman kita dengan membaca dan merenungkan Alkitab secara teratur dan benar, dan juga dengan berdoa memohon tuntunan dan perlindungan Tuhan terhadap godaan nabi palsu melalui Injil palsu.

Kedua, mempelajari atau mengikuti suatu aktivitas bersama untuk mempelajari secara teliti, kritis, dan mendalam ajaran-ajaran Kristen yang menyesatkan. Pemahaman kita tidak didasarkan pada kearifan alkitabiah saja tapi juga pada kearifan ilmiah demi memperoleh pemahaman yang mendalam dan utuh. (Pokok ini akan menjadi tulisan lain.)  Dengan cara demikian, kita bisa mencegah diri menjadi “mangsa” nabi palsu, sang serigala berbulu domba.

Ketiga, bersikap skeptis terhadap penyebaran Injil yang tidak ada di dalam Alkitab dan dengan memakai kebenaran ilmiah, sains, atau obyektif untuk melawan Injil palsu.

Keempat, berbagi pengetahuan kritis kita tentang bahaya-bahaya nabi palsu dan Injil palsu yang mereka sebarkan kepada orang Kristen lain supaya mereka waspada dan mampu melawan penyesatan itu.

Kelima, mencegah nabi palsu menyebarkan Injil palsu melalui kerjasama dengan mereka yang sepaham dengan kita.

Keenam, menantang  pendeta atau penginjil  yang mengkleim bisa menyembuhkan orang secara ajaib untuk membuktikan kuasanya pada orang-orang non-Kristen, seperti orang miskin yang sakit atau cacat di pinggir jalan.  Penginjil yang mengelak untuk menunjukkan kuasa penyembuhannya adalah nabi palsu.

Ketujuh, bersikap skeptis terhadap pendeta atau penginjil yang mengkleim sudah berjumpa Yesus dan tokoh-tokoh alkitabiah lainnya secara teratur dalam tur bulak-balik sorga dan rumahnya. Bersikap skeptis juga pada pendeta atau penginjil yang sering mengatakan, “Tuhan berbicara kepadaku” entah langsung, melalui mimpi entah melalui penglihatan. Kesaksian pribadi demikian tidak didukung dua atau tiga orang saksi dan, karena itu, tidak bisa dipercaya. Juga pendeta atau penginjil itu mengungkapkan mistisisme Kristen, subyektivisme yang boleh jadi menjadi petunjuk tentang gangguan jiwa mereka.  Jauhi atau lawanlah mereka karena mereka nabi palsu.

Waspadalah!

Dengan iman sebagai perlengkapan senjata rohani, dengan doa, dan tuntunan Tuhan berdasarkan firman-Nya yang benar, bersiaplah untuk melawan ajaran-ajaran alkitabiah yang menyesatkan. Nabi-nabi palsu sudah tersebar ke mana-mana untuk menyebarkan firman Allah yang palsu itu. Waspadalah!

Rabu, 05 Oktober 2011

XXXVIII. Mempertanyakan Kerajaan Bisnis Penginjilan Keluarga Crouch (2)

Kerajaan bisnis keluarga Crouch membutuhkan dana supaya usaha mereka tetap ada dan bergerak. Ini tidak selalu mudah, tapi mereka punya caranya untuk menghimpun dana yang mereka butuhkan.

Sumbangan Melalui Ancaman

Masalah uangnya diperburuk satu teknik menghimpun dana. Mereka menghadapi persaingan yang ketat ketika mereka mencoba mengadakan kontak dengan orang percaya yang sejati dan memengaruhinya supaya membuka dompetnya. 

hiasan bagian atas tbn

Logo TBN

Bagaimana caranya mempersuasi para penyumbang dana potensial itu?  Dengan memakai ancaman atas nama Tuhan.

Cara pertama bisa kita simak dari retorika favorit Paul Crouch, Sr. Dia menyamakan jejaring televisinya, TBN, dengan Tuhan Allah sendiri! “Kalau kamu sudah disembuhkan atau diselamatkan melalui TBN dan belum menyumbang kepada stasiun ini, kamu merampok Allah dan akan kehilangan ganjaranmu di sorga,” ancamnya dalam suatu tayangan TBN tahun 1997.

Apakah ada contoh ancaman macam ini oleh Yesus atau rasul-rasul-Nya dalam Alkitab? Tidak ada, bukan? Memaksa pemirsa atau hadirin memberikan sumbangan dana melalui ancaman akan melanggar kehendak bebas mereka, suatu ajaran Kristen yang sangat mendasar, untuk memberi atau tidak memberi dengan sukacita.

Produksi Film Hasil Jiplakan Novel

Cara lain bagi keluarga Crouch untuk menghimpun dana adalah dengan memproduksi film-film Kristen komersial. Salah satu film bikinan TBN yang sudah dijelaskan dalam suatu tulisan terdahulu adalah The Omega Code. Kita sudah tahu film ini kurang laku.

Bukan itu saja. Keluarga Crouch malah menghadapi tuntutan hukum tahun 1999  karena film itu adalah hasil jiplakan suatu novel tentang akhir zaman. Novel itu pun dibuat versi filmnya oleh perusahaan lain dan sukses secara komersial.  Pada tahun 1999, mereka dihantam oleh suatu perkara hukum sesudah seorang wanita yang sakit parah menuduh mereka merenggut isi suatu novelnya untuk film The Omega Code.  Keluarga Crouch membantah melakukan tindakan tidak pantas macam itu, tapi mereka akhirnya membayar sejumlah uang yang tidak disebutkan jumlahnya kepada wanita itu.

Jelas, produksi film tadi untuk menghimpun dana malah menghasilkan kerugian. Jiplakan bukan suatu kebajikan Kristiani dan, karena itu, berkat Tuhan yang diharapkan keluarga Crouch dikurangi.

Injil Kemakmuran di TBN Bermasalah

Aksi menghimpun dana dari para pemirsa dan hadirin TBN tadi berasal dari Injil Kemakmuran yang disiarkan melalui TBN. Tanpa malu-malunya, Paul Crouch, Sr memohon dengan sangat kepada orang-orang miskin yang menonton TBN untuk menyumbang kepada TBN. Padahal, jejaring televisi ini sudah punya rata-rata 60 juta dolar AS setahun antara 1997 dan 2004.

Mengapa orang-orang miskin itu menyumbang? Salah satu pendorong utama sumbangan mereka adalah Injil Kemakmuran. Injil macam ini menjanjikan kepada setiap orang Kristen yang percaya bahwa Allah akan mencurahkan berkat-berkat jasmani kepada mereka kalau mereka berkorban demi menyebarkan firman-Nya. Tema tentang ganjaran dan bahkan kekayaan karena sumbangan pemirsa atau hadirin mendominasi pemrograman tayangan TBN.

“Ketika Anda memberi kepada Allah,” kata Crouch, Sr dalam suatu acara khusus meminta dana melalui TBN, “Anda hanya meminjamkan kepada Tuhan dan Dia akan segera mengembalikannya.” Permintaan sumbangan itu tanpa siaran iklan.

Apakah mereka yang sudah memberikan sumbangan karena terdorong oleh Injil Kemakmuran itu memang mendapat ganjaran kekayaan yang berlimpah-limpah dari Tuhan? Tidak, terutama mereka yang paling miskin dan paling membutuhkan bantuan masyarakat.

Termasuk Thomas D. Horne, seorang veteran AS yang cacat karena ikut bertempur dalam Perang Vietnam. Pada tahun 1994, dia terhanyut oleh retorika pendeta-pendeta TBN dan menyumbang sekitar 6.000 dolar AS (sekitar Rp 54 juta). Jumlah itu sebenarnya adalah kompensasi atau imbalan pemerintah AS kepadanya sebagai seorang cacat karena perang yang melibatkannya.

Waktu berlalu tapi Horne tidak menyaksikan ganjaran sorgawi yang dijanjikan  dari Injil Kemakmuran atas sumbangannya. Ke mana gerangan sumbangannya? Dia akhirnya tahu jawaban atas pertanyaan tadi pada tahun 2003: TBN sudah membeli sebuah rumah besar di Pantai Newport.

Dia tidak setuju dengan pembelian itu. Alih-alih mengharapkan rezeki sorgawi yang berlimpah-limpah dari sumbangannya karena percaya pada Injil Kemakmuran, Thomas D. Horne, mantan serdadu AS yang cacat karena ikut bertempur di Vietnam, malah “menjaring rezeki angin” alias tidak mendapat apa pun. Dari sikap percaya pada Injil Kemakmuran para penginjil televisi TBN, termasuk Paul Crouch, Sr, dia tidak lagi percaya pada ajaran itu dan menyebut para penginjil tadi “orang-orang yang keji”. Kata Horne: “Saya ingin uang yang saya peroleh dengan susah payah sebagai seorang cacat yang saya kirimkan kepada orang-orang keji ini diganti.” Tapi dia belum memperoleh jawaban mereka.

Injil Kemakmuran disebut juga Injil “sebutkan dan kleim” dan Injil “kesehatan dan kekayaan”. Dalam hal pertama, seorang pendoa menyebutkan apa pun yang dia inginkan Allah kabulkan dan selanjutnya mengkleim pengabulan Allah atas doanya. Dalam hal kedua, pendoa bisa memohon kesehatan dan kekayaan kepada Tuhan dan Tuhan akan mengabulkan doa mereka.

Ayat alkitabiah yang mendasari doktrin ini ada dalam Kitab Maleakhi (Perjanjian Lama) 3:10. “… ujilah Aku, firman TUHAN, semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap di langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.”

Tokoh-tokoh penginjil Amerika Serikat yang mendukung dan mengembangkan doktrin tentang Injil Kemakmuran mencakup E.W. Kenyon dan Kenneth Hagin. Kebanyakan penginjil televisi masa kini mengajarkan versi tertentu dari kepercayaan tadi. Mereka mencakup Dr. Paul Crouch, Sr.

e.w.kenyon

E.W. Kenyon

Kebanyakan ahli teologia Kristen mengatakan Injil Kemakmuran punya masalah teologis. Injil ini paling baik adalah suatu kesalahan ajaran Kristen dan paling buruk adalah suatu permainan menipu. Yesus dan murid-murid-Nya, kata para ahli itu, malah meninggalkan harta miliknya agar menghayati suatu kehidupan yang kaya secara rohani. Keteladanan Yesus dan murid-murid-Nya jelas tidak berdasarkan Injil Kemakmuran yang tidak mereka ajarkan dan praktekkan.

Kenneth_Hagin

Kenneth Hagin

Selain itu, janji akan mujizat keuangan punya kelemahan-kelemahan lain. Doktrin tentang Injil Kemakmuran tidak saja mengalihkan orang percaya dari asas-asas inti ajaran Kristen. Doktrin itu juga bisa menimbulkan bahaya yang nyata.

Ole E. Anthony, pendiri Yayasan Trinitas di Dallas (AS), suatu lembaga pemerhati penginjil televisi, menjelaskan bahaya yang nyata itu. Dia mengatakan dia kenal orang-orang yang sudah memberikan tabungannya kepada pengkhotbah-pengkhotbah TBN. Para penyumbang itu berharap akan menerima rejeki nomplok tapi rejeki itu ternyata tidak sekalipun tiba. Siapa para penyumbang itu? Kebanyakan adalah mereka yang paling miskin dan paling membutuhkan bantuan sosial.

“Orang-orang di TBN menjalani gaya hidup orang kaya-raya di atas punggung mereka yang paling miskin dan paling membutuhkan pertolongan dalam masyarakat kita,” kata Anthony. Apa akibatnya bagi mereka? Krisis iman. Dia menjelaskan, “Orang kehilangan imannya pada Allah karena mereka percaya mereka tidak layak sesudah mereka tidak menerima berkat atas keuangannya.”

TBN Menyebarkan Ajaran-Ajaran Lain yang Bermasalah

Ajaran-ajaran Kristen lain yang disebarkan TBN bermasalah juga. Beberapa di antaranya diringkaskan:

  • Paul Crouch, Sr anti doktrin Kristen. Dia tidak ingin terlibat dengan doktrin Kristen, dengan teologia standar yang sudah dikembangkan selama berabad-abad. Dengan kata lain, dia ingin menafsirkan Alkitab tanpa terikat pada dogma Kristen.
  • Penafsiran alkitabiah Paul Crouch, Sr bisa menyesatkan. Terhadap para pengkiritiknya, dia mengatakan dalam tayangan TBN, Praise the Lord, 7 Juli 1986: “SAYA SEORANG ALLAH YANG KECIL. Saya seorang Allah yang kecil.” Yakin bahwa apa yang dia katakan sesuai Alkitab, dia berseru pada para pengkritiknya: “Enyahlah!”  Yang dia katakan menyesatkan karena tidak ada dalam Alkitab.
  • Para pengkirik TBN mengatakan media elektronik ini sudah menjadi suatu sarana pengajaran bagi kebanyakan gereja. Tapi TBN punya kelemahan: ia bukan jangkauan penginjilan bagi mereka yang belum diselamatkan.
  • TBN menyiarkan banyak ajaran yang berlawanan dengan firman Allah di Alkitab. Dua contoh. Benny Hinn menubuatkan pada tahun 1991 bahwa orang Kristen akan raib dalam waktu dua tahun. Tahun 1993 datang dan berlalu tanpa raibnya orang Kristen. Pendeta John J. Hinkle dari Gereja Kristus di Los Angeles mengatakan di TBN dia mendapat wahyu dia diperintahkan Tuhan untuk menghancurkan kejahatan dari dunia pada tanggal 9 Juni 1994. Tanggal itu datang dan berlalu tapi kejahatan tetap ada. TBN tidak minta maaf kepada pemirsa tentang kegagalan nubuat dan wahyu itu.

Anda tahu sekarang TBN bisa menjadi suatu medium elektronik yang menyesatkan firman Allah kepada jutaan pemirsanya di seluruh dunia. Injil yang disiarkannya bisa berbahaya bagi mereka yang lemah imannya.

Reaksi TBN terhadap Berbagai Kritik

Seperti yang sudah disinggung dalam suatu tulisan sebelumnya, kerajaan bisnis keluarga Crouch tidak luput dari berbagai kritik. Kritik-kritik itu sudah menjangkau banyak perkara hukum. Pembelaan Paul Crouch, Sr dan TBN terhadap kritik-kritik itu tidak selalu santun, ramah.

Masuk nerakalah kamu”

Ini mencakup tanggapannya atas  kritik terhadap TBN tahun 1990-an. Berbagai organisasi Kristen saingan TBN mengatakan TBN menyebarkan hujatan kepada Tuhan. Pembelaan Paul Crouch, Sr mengejutkan: dia berdoa “menyatakan kematian kepada”  pengkritik jejaring televisinya. “Allah, kami menyatakan kematian kepada apa pun atau siapa pun yang akan mengangkat tangan melawan jejaring ini dan pelayanan ini yang adalah milik-Mu, Allah,” pinta Paul Crouch, Sr kepada Tuhannya pada tahun 1997.

paul jan crouch  Paul Crouch, Sr dan isterinya, Jan Crouch

Beberapa tahun sebelumnya, dia bereaksi bahkan lebih berapi-api terhadap para pengkritik yang dia cap “para pemburu bidah” dalam suatu siaran TBN tahun 1991. “Masuk nerakalah kamu!” katanya dengan nada tinggi. “Berhentilah menghalangi jembatan-jembatan Allah, kalau tidak, Allah akan menembak kamu – kalau saya tidak menembakmu”!

Anda yang sudah tahu berbagai penyesatan ajaran Kristen melalui TBN, termasuk dugaan hubungan seksual Crouch dengan seorang lelaki, bisa terheran-heran dengan pembelaan yang keras dan kasar yang mencari pembenaran ilahi Crouch atas TBN. TBN milik Allah? TBN jembatan-jembatan Allah? Mengapa TBN milik Allah, TBN jembatan-jembatan Allah menjadi sarana mengungkapkan kemarahan dan kebencian Crouch pada para pengkritiknya sambil mengabaikan kasih kepada sesama dan penguasaan diri? Mengapa TBN menyiarkan Injil yang menyesatkan yang bersumber pada Allah yang benar? Ada kontradiksi antara kata dan perbuatan Crouch melalui TBN.

“Pengkritik barangkali cemburu”

Mereka yang membela Paul Crouch, Sr dan TBN mengatakan para pengkritiknya barangkali cemburu atas kesuksesan dan kekayaannya. Barangkali begitu, tapi orang-orang Protestan dari denominasi lain jarang mengucapkan kata-kata kasar terhadap Billy Graham, penginjil kenamaan itu, dan pertemuan-pertemuan penginjilannya untuk jangka waktu yang lama.

Sebenarnya, itu bukan masalah cemburu. Itu semuanya tentang masalah gaya. Paul Crouch, Sr sebenarnya bisa lebih sederhana, tapi dia memilih menjadi lebih mengkilap.

Berkat dan kesederhanaan hidup adalah alkitabiah – kecuali Injil Kemakmuran.  Selama berabad-abad, orang-orang Kristen membaca tentang berkat bagi mereka yang hatinya lembut dan tentang kesederhanaan hidup Yesus. Tapi para penginjil tentang kemakmuran, seperti Paul Crouch, Sr, sudah memutar-balikkan itu semuanya.

Dia meremehkan tradisi Kristen. Sebagai akibatnya, timbul antipati terhadap TBN. Antipati ini ditunjukkan terhadap, misalnya, permohonan sumbangan uang melalui TBN. Mereka mengira Allah berkenan pada jumlah yang diperoleh suatu lembaga pelayanan. Tapi mereka mengabaikan suatu misi yang lebih penting: berapa banyak orang yang diselamatkan.

Mereka yang “anti-pentakostal”

John Casoria, pengacara TBN, pun ikut membela jejaring televisi ini terhadap kritik lain. Dia mengatakan mereka yang menyerang TBN “anti-pentostal” dan punya aturannya sendiri yang mereka ingin orang lain ikut. Salah satu aturan itu, katanya, menghendaki TBN berada di ambang kemiskinan.

Casoria menentang kehendak ini. “Kami tidak percaya kemiskinan adalah cara Allah mengharapkan lembaga-lembaga penginjilan bekerja,” katanya. “Kami punya pengeluaran yang besar. Kwitansi listrik kami mencapai jutaan dolar.”

Ambruknya Proyek Rumah Sakit TBN di Haiti

Menurut harian Los Angeles Times (6 Februari 2008), suatu proyek bangunan rumah sakit anak-anak bernilai multijuta dolar AS yang melibatkan seorang pendeta Haiti dan TBN sudah ambruk. Kedua pihak saling menuduh, dan meninggalkan suatu rumah sakit yang setengah jadi. Sebuah lubang raksasa berbentuk salib tampak di salah satu dinding rumah sakit yang baru separuhnya dibangun.

Pembangunan itu yang sudah menghabiskan 2.5 juta dolar AS berhenti sekitar tahun 2006. Menurut rencana awal, pembangunan itu akan berbentuk rumah sakit anak-anak pertama di kawasan kumuh yang dihuni sekitar 500.000 orang di Haiti. Akan tetapi, proyeknya tidak diteruskan karena kemitraan antara Uskup Agung Joel Jeune dari Gereja Karismatik Haiti dan Jan Crouch, wakil pendiri TBN, berubah menjadi tidak enak.

Jeune mengkleim Jan Crouch meledak dalam amarah karena suatu isu seksual yang tidak senonoh. Jan mengatakan pada Jeune beberapa orang pemuda Haiti yang sudah disewa untuk menjaga tempat bangunan itu melaporkan padanya bahwa seorang misionaris TBN sudah melakukan rayuan-rayuan homoseksual.

Tapi para eksekutif TBN membantah. Menurut mereka, perselisihan itu terjadi ketika mereka mengkonfrontasi Jeune karena dia dicurigai sudah menyedot sebagian donasi TBN bagi proyek pembangunan itu.

Pengacara TBN, John Casoria, seorang keponakan Paul Crouch, Sr, membantah laporan Jeune tentang perilaku seksual tak terpuji itu. Itu “benar-benar bohong.” Sebaliknya, Jeune mengatakan kleim-kleim TBN tentang penyalahgunaan dana-dana itu tidak berdasar.

Tidak diketahui apakah proyek pembangunan setengah jadi itu kemudian diteruskan atau tidak. Yang jelas tuduh-menuduh dan perselisihan tadi menyingkapkan masalah-masalah lain yang dihadapi TBN.

TBN Diminta Tenggang Rasa dengan Tetangga

Suatu laporan tanggal 27 Maret 2003 mengatakan pejabat-penjabat pemerintah Costa Meca, Kalifornia, meminta TBN – berlokasi di situ – mempertimbangkan keluhan-keluhan penduduk di sekitarnya. Kesibukan TBN menimbulkan kebisingan kendaraan bermotor yang lalu-lalang di Costa Meca, bahkan pada malam hari ketika penduduk kota itu menginginkan ketenangan. Akibatnya, timbul suatu percekcokan antara sejumlah kecil penduduk Cosa Meca dan TBN. Kota itu mempertimbangkan permintaan TBN melakukan rekaman di luar pada tanah atau bangunan miliknya. Aktivitas ini ikut menimbulkan kebisingan yang mengganggu penghuni kota itu. Para pejabat mengabulkan permintaan itu dengan syarat TBN mematuhi dua belas butir pembatasan aktivitias rekaman itu. Syarat-syarat tadi berdasarkan kehendak baik demi menenangkan hati tetangga TBN di Costa Meca. Pendek kata, TBN diminta penghuni kota itu untuk menunjukkan tenggang rasa.

TBN yang dikleim adalah milik Allah, jembatan-jembatan Allah, malah tidak menampakkan kualitasnya sebagai sarana penginjilan. Seharusnya, TBN menunjukkan tenggang rasa itu berdasarkan ajaran Kristen tentang kasih kepada sesama manusia, kasih yang tidak mementingkan diri sendiri. TBN mengabaikan ajaran ini dan menimbulkan masalah hubungan sosial tadi.

Waspadalah terhadap TBN

Pertama kali menonton siaran TBN dari AS, saya terpukau oleh program-programnya. Para pengkhotbahnya sangat bersemangat dan membuat hadirin bersemangat juga. Ada demonstrasi yang menakjubkan dari kesembuhan ilahi, pergelaran musik yang mengesankan, dan acara-acara lain yang tidak kalah menariknya.

Lama-kelamaan, barulah saya menyadari masalah-masalah teologis yang disiarkan. Sebagian sudah dijelaskan dalam dua tulisan berturut-turut. Bagian lain menjadi pengetahuan pribadi, yang saya bagikan kepada pemirsa lain di Jakarta dan di tempat lain dengan peringatan supaya berhati-hati menonton TBN.

Apa yang memukau, menakjubkan, mempesona belum tentu benar. Ia bisa menyesatkan. TBN bisa memukau, menakjubkan, mempesona tapi ia tidak selalu benar. Injil yang diberitakan tidak seluruhnya sesuai Alkitab. Jadi, waspadalah terhadap penyesatan firman Allah melalui TBN.