BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 21 Agustus 2010

XXII. Mempertanyakan Kebohongan Lain Benny Hinn

Masih ada lagi berbagai kebohongan lain Benny Hinn. Yang terkini adalah kebohongannya tentang dirinya dan Paula White, seorang pendeta dan penginjil televisi wanita cukup tenar dari AS, sebagai penyokong dana Museum-Museum Vatikan di Roma, Italia. Dalam kaitan ini, dia dan Paula sepertinya menyembunyikan suatu hubungan khusus yang tengah berkembang di antara mereka berdua. Hinn juga masih menyebarkan ajaran-ajaran Kristen lainnya yang menyesatkan dan suka menggelembungkan jumlah hadirin KKR dia, termasuk di Bangalore, India; Suva, ibu kota Fiji;  dan Trinidad-Tobago.

Hubungan Khusus Benny Hinn dan Paula White?

Sementara belum bercerai secara resmi dengan Suzanne Hinn, Benny diisukan tengah menjalin suatu hubungan khusus dengan Paula White, “kekasih” dia yang baru. Kasus perceraiannya dengan Suzanne belum diputuskan di pengadilan. Sementara itu, hubungan Hinn dan White sudah dimuat oleh pers. Ada, misalnya, suatu artikel disertai dua foto yang diambil pers 13 Juli 2010 yang menunjukkan Benny Hinn dan Paula White berjalan santai di jalan-jalan di Roma sambil bergandeng tangan. Tapi baik Hinn maupun White membantah pada 24 Juli 2010 laporan-laporan berbagai berita tentang mereka berdua: laporan-laporan itu palsu dan menyesatkan.

benny hinn12 Benny Hinn

Namun, NATIONAL ENQUIRER terbitan 2 Agustus 2010 melaporkan beberapa kejadian yang memperkuat dugaan bahwa ada suatu hubungan khusus antara Benny Hinn dan Paula White. Pertama, Benny Hinn “minggat” bersama Paula White untuk “suatu perjalanan romantik ke Roma.” Kedua, foto menunjukkan mereka berdua bergandeng tangan sambil berjalan ke luar “hotel berbintang lima Hassler” dan mengikuti suatu jalan. Ketiga, Benny Hinn cek in di “suatu kamar suite presidensial dengan memakai suatu nama palsu.” Keempat, Benny dan Suzanne Hinn pisah ranjang, belum bercerai. Kelima, Benny Hinn dan Paula White “melewatkan tiga malam” di Hotel Hassler, tempat “Hinn cek in sebagai David Solomon.” Keenam, sementara di Roma, Hinn mengunjungi Vatikan untuk mencoba bertemu dengan para pejabat Katolik. Keenam kejadian ini membuat kita sulit percaya pada bantahan mereka tadi.

Pernyataan lain mereka berdua makin memperkuat dugaan kita ada suatu hubungan khusus antara mereka berdua. Mereka berdua menyangkal melakukan tindakan asusila tapi tidak menyangkal keaslian kedua foto yang jelas menunjukkan mereka saling bergandeng tangan.

Lalu, apa penjelasan Benny Hinn tentang kunjungannya bersama Paula White ke Roma? Dia dan White diminta menjadi Penyokong (Dana) Kesenian di Museum-Museum Vatikan di Roma. Lembaga yang didirikan 1982 itu adalah suatu proyek yang disponsori penyumbang dan dipakai untuk restorasi, renovasi, dan pelestarian koleksi kesenian yang sangat besar dan unik dalam museum-museum Vatikan. Dana moneter sumbangan setiap anggota lembaga itu antara $250 dan $1000 AS per tahun. Sesudah memenuhi syarat, orang atau keluarga diangkat menjadi Penyokong Kesenian. Menurut penjelasan Benny Hinn, dia dan Paula White diundang untuk menjadi Penyokong Kesenian di Vatikan.

Tapi, akunya, dia membuat suatu “kesalahan bodoh” – membiarkan Paula White pergi bersama dia ke Roma. Mengapa? Supaya Paula White “bisa menyumbang uang.”

paula white Paula White

Apa kata Mark Haydu (11 Agustus 2010), seorang imam Katolik dan Koordinator/Direktur Internasional Penyokong Kesenian Museum-Museum Vatikan di Roma, Italia, tentang penjelasan Hinn? “Setahu saya, Paula White atau Benny Hinn tidak diundang ke Museum-Museum Vatikan dalam konteks resmi apa pun, dan kami juga tidak menemukan siapa pun pada database Penyokong-Penyokong kami dengan nama-nama itu.”

Berdasarkan informasi tadi, Benny Hinn dan Paula White tampaknya sekali lagi sudah menipu para pengikutnya, dan siapa pun juga. Mereka pantas untuk tidak dipercaya.

Paula White lahir di Tupelo, Mississippi (AS) 20 April 1966. Dia seorang pengkhotbah, pembimbing, pembicara motivasional, penulis, dan pendeta senior pada Gereja Tanpa Dinding di Tampa, Florida. Gereja itu punya 22.000 anggota.

Dia berasal dari suatu keluarga bermasalah. Ayahnya bunuh diri karena dia tidak diizinkan membesarkan puterinya dan ibunya seorang pemabuk. Paula dilecehkan secara seksual dan jasmani oleh pengasuhnya selama tujuh tahun sampai dia berusia tiga belas tahun. Dia punya seorang anak dan menikah pada usia delapan belas tahun.

Dia kemudian menikah dengan Richard White tahun 1989. Tapi mereka kemudian bercerai; mantan suaminya lalu meninggalkan Gereja Tanpa Dinding tahun 2009.

Paula White adalah juga seorang penginjil televisi terkenal. Dia muncul di Trinity Broadcasting Network (TBN), The Inspiration Network, Black Entertainment Television, The Word Network, atau Daystar Television Network.

Ajaran-Ajaran Menyesatkan Lain dari Benny Hinn

Iman Kristen yang keliru. Ajarannya tentang iman Kristen berlawanan dengan yang disaksikan Alkitab. Tentang iman, Benny Hinn mengatakan, “… iman adalah suatu keharusan bagi terjadinya suatu mujizat.”

Ajarannya tidak betul. Yesus menyembuhkan banyak orang tapi mereka tidak punya iman pada-Nya (Luk 17:1-9). Yesus menyembuhkan sepuluh orang penderita kusta tapi satu saja yang patuh; dialah satu-satunya yang punya iman sejati yang menyelamatkan hidupnya. Dalam Yohanes 11, Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian; Lazarus yang mati tentu tidak bisa menunjukkan imannya pada Yesus supaya dia dipanggil ke luar dari kematiannya. Dalam Yohanes 18:10, Petrus memutuskan telinga Malkhus, tapi Yesus memulihkan telinganya tanpa adanya ungkapan iman hamba Imam Besar itu pada-Nya. Ini adalah beberapa insiden yang menunjukkan bahwa apa yang Benny Hinn katakan tadi keliru. Sesungguhnya, kesembuhan ilahi yang sejati tidak selalu membutuhkan iman; kesembuhan itu dikaruniakan oleh belas kasihan dan pemeliharaan Allah.

Kesembuhan rohani yang semu. Berapa banyak orang membutuhkan kesembuhan? Tanya Benny Hinn dalam suatu KKR dia. Sebanyak 99% tangan hadirin diacungkan.

Ada sesuatu yang keliru dengan suatu gereja yang melulu sakit tapi yang tetap percaya pada kesembuhan ilahi sebagai jaminan janji Injil. Dua tahun sebelumnya, Hinn mengatakan pada anggota-anggota gereja yang masih belum sembuh itu: “Sesungguhnya, kesehatanmu akan cepat pulih, kekuatanmu akan cepat pulih.” Mengapa mereka masih sakit? Apa mereka tidak menerima janji itu? Lebih membingungkan: banyak dari orang-orang yang sama yang hadir dalam ibadah kesembuhan ilahi malam sebelumnya malah kembali lagi – mereka masih membutuhkan kesembuhan! Itu jelas bukan kesembuhan sejati. Itu kesembuhan rohani yang semu.

Kesembuhan ilahi bisa ditarik kembali. Benny Hinn mengajarkan bahwa orang bisa kehilangan kesembuhannya secara ilahi. Ini bukan ajaran alkitabiah. Ketika Yesus menyembuhkan kesembilan penderita penyakit kusta dan hanya satu yang kembali pada-Nya, Dia tidak menarik kembali kesembuhan ilahi dari yang lain.

Kesembuhan ilahi melalui otosugesti. Proses kesembuhan secara ilahi membutuhkan otosugesti, sugesti pada diri sendiri, demikian ajaran Hinn. Untuk itu, dia menyuruh hadirin mengatakan apa perasaan mereka; dia lalu menuntun mereka mengulang-ulang kalimat-kalimat atau dengan suara nyanyi apa yang harus mereka percayai. “Allah ingin menyembuhkan Anda, “ kata Hinn, “dan seorang yang sakit harus mendengar [kehendak Allah baginya] berulang-ulang.” Lalu, Hinn melanjutkan: “Yesus mengatakan, ‘Roh Tuhan ada di atas-Ku sekarang, sekarang untuk … menyembuhkan, sekarang untuk membebaskan yang tertawan.’ Dia tidak mengatakan, ‘Besok’, Dia mengatakan, ‘Sekarang.’ Katakan, ‘Sekarang.’” Mereka mengulanginya. “Katakan, ‘Sekarang.’” Mereka mengulanginya. “Angkat tanganmu dan katakan, ‘Sekarang.’” Mereka mengulanginya sekali lagi. Melalui rentetan otosugesti macam ini, Hinn percaya perasaan mereka dipersiapkan untuk menerima kesembuhan ilahi.

Apakah cara mengulang-ulang seperti itu alkitabiah? Tidak. Baik Yesus maupun murid-murid-Nya tidak menyembuhkan orang sakit dengan mengulang-ulangi kata-kata kunci terus-menerus pada orang sakit; mereka juga tidak meyakinkan hadirin tentang kesembuhannya. Mereka, misalnya, berdoa atau berbicara atau menumpangkan tangan dan sembuhlah orang-orang sakit.

Tentang kesehatan kita, Allah sudah memberi jaminan-Nya yang pasti. Dia sudah menjanjikan kepada kita kesehatan sampai dengan hari tua kita. Tidak ada seorang pun yang perlu mati karena sakit atau karena penyakit. Allah tidak membunuh anak-anak-Nya. Dia membawa mereka ke sorga.

Masalah membunuh dalam roh. Salah satu dari rentetan acara menuju penyembuhan ilahi adalah drama dari membunuh dalam roh. Dalam aksi-aksi spektakuler ini, Benny Hinn mendemonstrasikan kuasanya, sering melalui kedua telapak tangan yang terbuka ke arah hadirin yang diseleksi sebelumnya. Dia lalu mendorongnya secara bertenaga dan serentak. Mereka yang terkena dampak kuasa sugesti massalnya jatuh secara beruntun ke belakang sandaran bangku atau ke lantai panggung KKR sambil menggelepar atau pingsan beberapa waktu sebelum dikembalikan melalui gerak telapak tangan Hinn kepada kondisi normal dari dirinya. Hadirin lainnya terheran-heran dengan kuasa dahsyat Benny Hinn. Itulah suatu contoh dramatis dari acara membunuh dalam roh, acara yang menjadikan Hinn sebagai semacam prajurit super Allah yang membunuh “musuhnya” dalam roh dan berada di antara mereka sebagai satu-satunya “pemenang.”

benny hinn8 Prajurit super, Benny Hinn (berpakaian putih), berdiri membelakangi mereka yang baru saja dia bunuh dalam roh.

Itu bukan caranya Yesus atau murid-murid-Nya menyembuhkan orang sakit. Tidak sekalipun Perjanjian Baru memberi kesaksian bahwa mereka melakukan acara membunuh dalam roh, menurut model Benny Hinn dan penginjil-penginjil sealiran dia. Cara Hinn dan penginjil lainnya sebenarnya adalah pemurtadan yang mengandalkan kuasa dari atas sebagai selubungnya.

Kesimpulan kita? Banyak orang tidak menyadari mereka ditipu melalui ajaran-ajaran sesat Benny Hinn dan para pendukungnya. Seharusnya mereka membaca Alkitabnya lebih teliti agar dilindungi dari kebohongan seperti itu.

Kehendak bebas di sorga? Ajaran Benny Hinn tentang kehendak bebas manusia di sorga tidak sesuai kesaksian Alkitab. Manusia punya kehendak bebas, yaitu, kemampuan untuk bertindak atau membuat pilihan-pilihan sebagai ciptaan Tuhan yang bebas dan otonom. Menurut Hinn, kehendak bebas manusia masih berlaku di sorga. Kehendak bebas kita, lanjut Hinn,  bisa mengubah akal budi kita selama-lamanya. Karena masih ada kehendak bebas manusia di sorga, Yesus menjadi Perantara  kita dan berdoa selama-lamanya untuk kita agar kita dengar-dengaran pada-Nya, mematuhi Dia. “Kalau saya … di sorga,” kata Benny Hinn, “mengapa saya membutuhkan doa Putera Allah Sendiri?” Dia menjawab pertanyaannya sendiri: “Untuk menjaga supaya saya tetap selamat disorga, … tetap dalam kehadiran Allah.”
Alkitab tidak memberi kesaksian tentang kepalsuan ajaran Hinn tentang kehendak bebas manusia di sorga. Di dunia, orang Kristen memang punya kehendak bebas dan kodrat sebagai orang berdosa. Mereka juga bisa berdosa, harus mengaku dosanya, dan memohon pengampunan Allah (1 Yoh 1:6-10). Tapi begitu mereka di sorga, orang Kristen sudah bebas dari kodratnya untuk berbuat dosa ( 1 Kor 15:50-54 dan Flp 3:20-21).

Sorga adalah firdaus Allah. Bagi orang Kristen, tidak akan ada lagi tangisan atau maut, dukacita atau kesakitan, dan dosa di sorga (Why 21). Yesus berbicara tentang kondisi ini (Yoh 10:27-29).

Penggelembungan Jumlah Hadirin KKR Benny Hinn

Kebohongan lain yang dilakukan Benny Hinn adalah menggelembungkan jumlah hadirin berbagai KKR dia. Di antaranya di Bangalore, India; Suva, ibu kota Fiji; dan Tobago-Trinidad.
Dalam KKR Hinn di Bangalore, India, selama tiga malam berturut-turut tahun 2004, ada laporan bahwa 7.3 juta orang menghadiri KKR dia. Ini ternyata penggelembungan jumlah hadirin; sebenarnya, yang hadir selama malam-malam itu sekitar 1.2 juta orang.

Pembengkakan angka-angka hadirin pun terjadi di Suva, ibu kota Fiji, suatu negara kepulauan bekas jajahan Inggris di Pasifik Selatan, pada bulan Januari 2006. Pada tahun ini, seluruh penduduk Fiji, campuran keturunan India dan Melanesia, berjumlah kurang dari 1 juta orang. Sementara itu, jumlah total penduduk Suva sebanyak 167.000 orang. Tapi baik Benny Hinn maupun Suliasi Kurulo, seorang pendeta, tokoh Kristen, dan Ketua Panitia Pelaksana KKR Mujizat Hinn di Suva, mengatakan hadirin selama tiga malam berturut-turut berjumlah 370.000 orang, sekitar 40 persen lebih penduduk Fiji: 80.000 malam pertama, 110.000 malam kedua, dan 180.000 malam ketiga. KKR itu dilaksanakan di Stadion Olahraga Post Fiji di Suva. Kalau yang hadir pada malam ketiga hanya dari Suva, itu artinya seluruh penduduk ibu kota Fiji (termasuk bayi, anak, dan orang tua renta) ditambah 13.000 orang – entah dari mana – hadir malam itu.

Kleim jumlah yang demikian tinggi bertentangan dengan fakta. Stadion tadi hanya bisa menampung 30.000 orang sekali pakai. Jadi, sebanyak 90.000 orang yang bisa ditampung selama tiga malam KKR berturut-turut.

Di Trinidad-Tobago, suatu negara kepulauan bekas jajahan Inggris di Laut Karibia, “hobi” Benny Hinn bermain-main dengan angka muncul lagi. Menjelang KKR dia di negara itu antara 19 dan 21 Mei 2006, dia berharap lebih dari 200.000 orang dari seluruh Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Laut Karibia bisa hadir setiap malam. Ternyata yang hadir setiap malam hanya 30.000 orang.

Kita sudah menyaksikan untuk kesekian kalinya kebohongan dan penyesatan Benny Hinn. Dia memang seorang nabi palsu. Waspadalah terhadap sang nabi palsu ini!

0 komentar: