BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 23 Oktober 2010

XXVI. Mempertanyakan Doa Pemulihan bagi Bangsa Benny Hinn (2)

Mana yang Dikabulkan atau Ditolak Allah?

Seleksi yang diringkaskan dari berbagai fakta sejarah menjelang, selama, dan sesudah seminar doa pemulihan bagi bangsa Indonesia disusul KKR Benny Hinn di Ancol bisa memerikan masalah-masalah utama atau penting yang dihadapi bangsa Indonesia. Ada yang muncul dengan berbagai akibatnya, ada yang berhasil dipecahkan. Masalah-masalah utama ini mencakup masalah ekonomi,  bencana alam, politik, pemerintahan, perbankan, terorisme, separatisme, kriminalitas, dan lain-lain. Masalah-masalah utama  yang diseleksi ini dibatasi pada kurun 2004-2010.

Tahun 2004
  • 10/1:  Bom meledak di sebuah kafe di Palopo, Sulawesi, dan menewaskan 4 orang.
  • 9/9: Bom meledak di Kedutaan Besar Australia mengakibatkan 5 orang tewas, ratusan luka-luka, dan kerusakan beberapa gedung di sekitarnya.
  • 15/12:  Banjir di Amuntai, Kalimantan Selatan, mengakibatkan 200.000 orang menjadi korban.
  • 26/12: Tsunami di ujung utara Sumatra mengakibatkan lebih dari 220.000 jiwa hilang atau meninggal dunia.
Tahun 2005
  • 2/2: Gempa 5,2 SR di Garut, Jawa Barat, merobohkan puluhan rumah dan merusakkan ratusan rumah lainnya.
  • 16/2: Transparency International Indonesia menyatakan Jakarta kota paling korup di Indonesia.
  • 21/2: Longsor sampah Leuwigajah menimbulkan korban 94 orang, sekitar 67 tewas tertimbun.
  • 3/3: Abu Bakar Baasyir, terdakwa konspirasi pemboman Bali 2002, dihukum penjara 2,5 tahun tapi dibebaskan 2006.
  • 21/3: Dua bom meledak di Ambon, Maluku, mengakibatkan 13 orang luka-luka.
  • 28/3: Gempa di Sibolga, Sumatra Utara; lebih dari 1.000 orang tewas.
  • 11/4: Mantan Gubernur Aceh, Abdullah Puteh, divonis hukum 10 tahun penjara dan denda Rp 500 juta.
  • 28/5: Dua ledakan bom di Pasar Sentral Tentena, Tentena, Poso; sekitar 20 orang tewas.
  • 22/6: Tiga mantan direktur Bank Indonesia – Heru Supraptomo, Hendro Budyanto, dan Paul Sutopo – dipenjarakan 15 tahun karena kasus korupsi lebih dari Rp 2 triliun.
  • 2/7: Kepolisian Indonesia menahan lagi 24 orang yang diduga terlibat Bom Bali 2002.
  • 8/7: Kecelakaan KM Digoel di Laut Arafura; sekitar 84 orang tewas, 100-an hilang.
  • 17/7: Tercapai kesepakatan damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan pemerintah Indonesia.
  • 15/8: GAM secara resmi berakhir.
  • 1/10: Tiga bom bunuh diri meledak di Bali; sekitar 22 orang tewas, 200 luka-luka.
  • 9/11: Dr. Azahari, buronan teroris dari Malaysia, tewas.
  • 9/12: 55 orang meninggal dunia karena kelaparan di Kabupaten Yahukimo, Papua; kelaparan mulai 11/11.
  • 31/12: Ledakan bom di pasar kota Palu; 8 orang tewas, 45 luka-luka.
Jadi, dua tahun sebelum Benny Hinn KKR di Ancol dan Doa Pemulihan bagi Bangsa Indonesia 2006, Indonesia sudah menghadapi berbagai masalah. Ada masalah terorisme (seperti pemboman); bencana alam (seperti tsunami dan gempa); bencana alam atau buatan manusia (seperti banjir, longsor sampah, dan kelaparan); ekonomi dan perbankan (seperti korupsi); dan kecelakaan (seperti kecelakaan laut).

Apakah semuanya atau sebagian ikut didoakan dalam Doa Pemulihan bagi Bangsa Indonesia di Jakarta 23 Maret 2006? Atau apakah ada masalah-masalah utama lainnya yang tidak disebutkan dalam daftar tadi yang juga dibawakan dalam doa pemulihan itu?  Kalau memang begitu, Tuhan, sesuai kehendak-Nya, bisa mengabulkan atau menolak mengabulkan doa pemulihan itu. Hanya waktu sesudah doa pemulihan itulah yang akan menyingkapkan apakah doa itu dikabulkan atau tidak. Untuk itu, kita perlu menyimak berbagai peristiwa penting lain antara tahun 2006 dan 2010.

Tahun 2006
  • 1/1: Banjir bandang menewaskan 63 orang di Jember, Jawa Timur.
  • 7/2: Said Agil, mantan Menteri Agama Indonesia, divonis 5 tahun penjara karena kasus korupsi.
  • 7/3: Komisi Nasional Perempuan menyatakan terjadi peningkatan kekerasan terhadap perempuan sepanjang tahun 2005, yaitu sebanyak 82 persen, lebih tinggi dari tahun 2004.
  • 16/3: Tiga anggota polisi dan seorang anggota intel TNI tewas, puluhan luka-luka akibat bentrokan terkait demonstrasi penolakan PT Freeport Indonesia di depan Universitas Cenderawasih, Papua.
  • 20/4: Sekitar 16 orang tewas dalam banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
  • 29/4: Dua tersangka teroris dari kelompok Noordin M. Top tewas; dua lainnya ditangkap.
  • 7/5: Gempa bumi Yogyakarta dan sekitarnya di Jawa; 6.000 orang meninggal dunia.
  • 13/5: Semburan lumpur panas di Kecamatan Porong Sidoardjo, Jawa Timur, tidak terkendali; luapan panas sudah merendam 45 hektar sawah dan tambak, pemukiman penduduk di tiga desa, tujuh pabrik, dan sebagian jalan tol. Makin banyak penduduk mengungsi.
  • 14/5: Abu Bakar Baasyir dibebaskan dari penjara.
  • 20/5: Banjir dan longsor di Sulawesi Selatan; beberapa kabupaten terisolasi, sekitar 38 orang tewas, puluhan lainnya hilang.
  • 17/7: Tsunami karena gempa bawah laut menewaskan lebih dari 668 orang, 287 hilang, 74.100 orang kehilangan tempat tinggal di bagian selatan Jawa.
  • 22/7: Fabianus Tibo, Dominggus da Silva, dan Marinus Riwu dieksekusi mati karena kerusuhan Poso, kontroversial dan ditentang luas.
  • 2/10: Asap dan abu hutan-hutan yang dibakar di Indonesia menutup bagian barat Indonesia, menyebabkan kualitas udara di Singapura dan Malaysia memburuk.
  • 12/10: Wabah penyakit chikunguya ditemukan menjangkiti sekitar 117 orang di Depok.
  • 16/10: Pendeta Iwanto Kongkoli, MTh, Sekretaris Umum Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), tewas ditembak orang tidak dikenal di Palu.
  • 11/11: Bom meledak di sebuah restoran A&W di Jakarta; seorang lelaki terluka.
  • 22/11: Pipa gas Pertamina  di bawah luberan lumpur Lapindo Brantas di Porong Sidoardjo meledak disusul jebolnya sejumlah titik tanggul penahan lumpur; 5 orang tewas, belasan luka bakar cukup parah. Kobaran api yang sangat besar menyala di titik ledakan dekat Km 38 Jalan Tol Porong-Gempol.
Sebelum Doa Pemulihan bagi Bangsa Indonesia diadakan 23 Maret 2006, apa masalah-masalah yang dihadapi Indonesia sampai dengan 20 April? Masalah bencana alam/buatan manusia (banjir bandang); ekonomi dan perbankan (korupsi); dan kekerasan (kekerasan terhadap perempuan dan bentrokan fisik).

Lalu, masalah-masalah utama apakah yang timbul di Indonesia tahun 2006 sesudah tanggal doa pemulihan itu (23/3) dan KKR Hinn (24-26/3)? Bencana alam/buatan manusia (banjir bandang, tanah longsor, gempa bumi dan dalam laut, tsunami, semburan lumpur panas, asap dan abu, dan ledakan pipa gas); terorisme (pelakunya ditembak mati, ditangkap, dibebaskan dari penjara sementara seorang pendeta ditembak mati); hukum (hukuman mati yang kontroversial); dan kesehatan (wabah chikunguya).

Tiga dari masalah utama menjelang Doa Pemulihan bagi Bangsa Indonesia berlanjut sesudah doa itu. Itulah masalah terorisme (2005),  bencana alam/buatan manusia dan ekonomi, dan perbankan (2006).  Masalah-masalah lain yang dihadapi bangsa Indonesia tahun 2006  adalah masalah hukum dan kesehatan.

Ada masalah-masalah khusus yang bisa mengganggu rasa solidaritas atau keadilan orang Kristen. Pertama, kontroversi hukuman mati yang dijatuhkan pada Tibo, da Silva, dan Riwu, ketiga-tiganya penganut Kristen. Kedua, terbunuhnya Pendeta Kongkoli, boleh jadi seorang korban tidak berdosa dari teorisme. Ketiga, pembebasan Abu Bakar Baasyir, barangkali terlalu cepat dilepaskan.

Apakah semua masalah tadi ikut didoakan dalam Doa Pemulihan bagi Bangsa Indonesia? Kalau memang demikian, kita menemukan beberapa pokok. Pertama, tidak ada pemulihan bagi bangsa Indonesia untuk tahun 2006. Kedua, kalau orang-orang Kristen seperti ketiga terpidana mati itu dan seorang pendeta ikut didoakan dalam doa pemulihan itu, mengapa mereka berempat harus mati dengan cara demikian? Ketiga, kalau doa pemulihan itu mencakup permohonan agar Indonesia bebas dari terorisme, pembunuhan dan penangkapan beberapa orang teroris barangkali adalah salah satu tanggapan Tuhan atas doa pemulihan itu. Tapi mengapa Abu Bakar Baasyir, seorang tokoh yang diketahui berkaitan dengan terorisme,  dibebaskan?

Bisa saja semua atau sebagian masalah utama tadi tidak masuk dalam agenda doa pemulihan itu. Akibatnya masalah-masalah tadi atau sebagian muncul atau berulang.

Tahun 2007
  • 1/1: Adam Air Penerbangan 574 hilang misterius dengan seluruh penumpang dan awaknya. Dilaporkan, beberapa orang pendeta Kristen ada dalam pesawat terbang itu.
  • 1/2: Banjir di Jakarta, lebih dari 80 orang tewas, ratusan ribu mengungsi.
  • 22/2: Sekitar 22 tewas sesudah KM Lavina dari Tanjung Priok, Jakarta ke Bangka dengan 291 penumpang terbakar di Selat Sunda.
  • 25/2:  4 orang  yang tengah menginvestigasi bangkai KM Lavina tenggelam dan tewas.
Tahun 2008
  • 9/11: Amrozi, Ali Gufron, dan Imam Samudra, tiga terpidana mati Bom Bali 2002, dieksekusi.
Masalah-masalah utama yang dihadapi bangsa Indonesia untuk tahun 2007 dan 2008 merupakan lanjutan beberapa masalah di masa lampau. Pertama, bencana alam/buatan manusia (banjir); kedua, terorisme (eksekusi tiga terpidana mati Bom Bali 2002); dan, ketiga, kecelakaan (pesawat terbang, kapal). Kalau terorisme di Indonesia ikut didoakan dalam doa pemulihan itu, doa itu barangkali dikabulkan Tuhan dua tahun sesudah doa pemulihan tahun 2006. Tapi kedua masalah utama lain yang jelas adalah lanjutan dari masalah utama yang sama dari tahun-tahun sebelumnya, entah didoakan entah tidak dalam doa pemulihan itu, tidak berakhir. Jadi, Doa Pemulihan bagi Bangsa Indonesia 2006 itu boleh dibilang tidak manjur 100 persen.

Penduduk Miskin di Indonesia 2007- 2009

Masalah utama lain yang dihadapi bangsa Indonesia adalah kemisiknan. Ada lebih banyak daerah miskin dibanding daerah kaya di Indonesia. Ini suatu hasil pengamatan berdasarkan data statistik dari berbagai sumber, terutama dari Badan Pusat Statistik (BPS) di Jakarta.

Data BPS untuk Maret 2007 menyatakan ada 37.168.300 atau 16,58% penduduk Indonesia yang masih hidup miskin. Daerah-daerah manakah yang penduduk miskinnya cukup menonjol? BPS merinci 12 provinsi yang tingkat kemiskinan penduduknya  relatif tinggi dan 6 provinsi yang tingkat kemiskinan penduduknya relatif rendah. Jumlah persentase penduduk miskin beberapa provinsi diurutkan dari jumlah persentase tertinggi; sebagai perbandingan, provinsi atau kawasan dengan persentase relatif rendah penduduk miskin pun diberikan. Provinsi-provinsi yang jumlah penduduk miskinnya relatif tinggi mencakup Papua (40,78%); Irian Jaya Barat (39,31%);  Maluku (31,14%); NTT (27,51%); Gorontalo (27,35%); Naggroe Aceh Darussalam (26,65%); NTB (24,99%);  Sulawesi Tengah (22,42%); Lampung (22,19%); Bengkulu (22,13%); Sulawesi Tenggara (21,33%); dan Jawa Tengah (20,43%). Keenam provinsi dengan tingkat kemiskinan relatif rendah mencakup DKI Jakarta (4,1%); Bali (6.63%); Kalimantan Selatan (7,01%); Banten (9,07%); Kalimantan Tengah (9,38%); dan Bangka-Belitung (9,54%).

Untuk Maret 2008, BPS melaporkan bahwa sebanyak 15,42% atau 34.963.300 penduduk Indonesia tergolong penduduk miskin. Jelas, ada penurunan dalam jumlah dan persentase penduduk miskin dibanding statistik Maret 2007. Meskipun menurun dibanding statistik Maret 2007, persentase penduduk miskin masih menonjol pada tiga provinsi di Kawasan Timur Indonesia: Papua (37,08%); Irian Jaya Barat (35,12%); dan Maluku (29,66%). Sementara itu, tiga provinsi dengan persentase penduduk miskin yang relatif rendah menonjol pada DKI Jakarta (4,29%); Bali (6,17%); dan Kalimantan Selatan (6,48%).  Kecuali DKI Jakarta, tampak ada penurunan persentase tingkat penduduk miskin di Bali dan Kalimantan Selatan pada Maret 2008.

Pada bulan Maret 2009, BPS menyatakan penduduk miskin di Indonesia sebanyak 32.530.000 orang atau sebesar 14,15% dari total penduduk Indonesia. Jelas ada penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin di Indonesia. Tapi tiga provinsi yang sama dengan dua tahun sebelumnya masih punya penduduk miskin yang menonjol pada Maret 2009: Papua (37,53%); Irian Jaya Barat (35,71%); dan Maluku (28,23%). Kecuali Maluku, persentase penduduk miskin di kedua provinsi lainnya naik. Sementara itu, tiga daerah yang persentase penduduk miskinnya rendah adalah DKI Jakarta (3,62%); Kalimantan Selatan (5,12&); dan Bali (5,13%). Dibanding statistik 2008, ada penurunan persentase untuk ketiga daerah ini; Kalimantan Selatan menggeser posisi Bali dengan selisih angka yang tipis.

Mengherankan bahwa Papua dan Irian Jaya Barat (sekarang Papua Barat) yang kaya sumber daya alami bisa berada di urutan paling bawah dari tingkat kemakmuran bangsa Indonesia. Ada hal-hal yang tidak beres dalam pengelolaan dan distribusi hasil kekayaan kedua provinsi itu kepada rakyatnya.

Doa Pemulihan bagi Bangsa Indonesia di Jakarta 23 Maret 2006 entah mencakup masalah kemiskinan dalam pokok-pokok doanya entah tidak. Kalau memang didoakan, apa hasilnya? Memang ada penurunan dalam persentase penduduk miskin di Indonesia; akan tetapi, kemiskinan tetap ada. Maka, doa pemulihan itu tidak manjur 100 persen. Kalau tidak didoakan, maka bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk miskin antara 2007 dan 2009, menurut statistik BPS, bergantung pada faktor-faktor di luar doa pemulihan itu. Pendek kata, kemiskinan sebagai suatu masalah utama di Indonsia masih ada.

Statistik tentang Bencana Alam 2004-2009

Terjadi 4.408 kali bencana alam dalam kurun 5 tahun terakhir (2004-2009). Ini menjadikan Indonesia salah satu negara paling rawan bencana di dunia. Statistik ini disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta 18 September 2010.

Menurut badan ini, bencana alam di Indonesia ditimbulkan oleh alam dan kerusakan alam oleh manusia. Yang pertama mencakup gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan, dan tsunami. Yang kedua mencakup banjir dan tanah longsor.

Lebih dari 4.400 bencana tadi mencakup bencana alam dan kerusakan alam. Di antaranya, gempa bumi (71 peristiwa), gempa bumi disertai tsunami (2 ), letusan gunung berapi (24), tanah longsor (469), banjir (1.916), banjir dan tanah longsor (1.083), angin topan (580), dan gelombang pasang (105).

Entah ikut didoakan entah tidak dalam Doa Pemulihan bagi Bangsa Indonesia 2006, statistik bencana alam tadi yang menjadikan Indonesia salah satu negara paling rawan bencana di dunia jelas menunjukkan tidak terjadi pemulihan bangsa Indonesia.

Tahun 2010
  • 31/5: Dua belas WNI relawan kemanusiaan untuk Gaza terdapat di kapal Mavi Marmara dari Turki yang diserang tentara Israel di lepas pantai Gaza.
  • 12/8: Pungky Indarti, Managing Director Imparsial, mengatakan 85% ancaman terhadap pertahanan Indonesia datang dari teroris dan separatis dalam negeri.
  • 4/10: Banjir bandang setinggi 3 meter meluluhlantakkan 80% Wasior, ibu kota Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Ratusan rumah dan fasilitas kota rusak parah. Sampai dengan 22 Oktober, 162 orang dinyatakan tewas, ribuan orang mengungsi.
  • 5/10: Presiden SBY secara mendadak membatalkan kunjungan resminya ke Belanda karena tuntutan penangkapan dirinya oleh Pemerintah RMS dalam pengasingan di Belanda.
  • 21/10: Sebuah video berdurasi 4 menit 47 detik yang beredar sejak 16 Oktober di YouTube menggambarkan penganiayaan yang dilakukan oleh militer Indonesia atas sejumlah warga Papua, yang dituduh terlibat Organisasi Papua Merdeka, di Tingginambut, Puncak Jaya, Papua. Penganiayaan itu mendapat kecaman dari berbagai pihak.
Seleksi dari beberapa masalah utama 2o1o mencakup empat pokok. Pertama, masalah politik (peranan internasional Indonesia di Gaza, pembatalan kunjungan SBY ke Belanda); kedua, masalah disintegrasi bangsa ( gerakan separatis RMS dan OPM); ketiga, masalah kekerasan militer (penganiayaan di Puncak Jaya); dan, keempat, masalah bencana alam (banjir bandang di Wasior).

Kalau statistik tentang ancaman terhadap disintegrasi bangsa menurut Imparsial tadi dipertimbangkan, Indonesia menghadapi ancaman dari dalam negeri terhadap stabilitasnya. Bisa dibayangkan akibatnya kalau ada kekuatan-kekuatan asing ikut memperkuat ancaman ini.

Tidak Terjadi Pemulihan Bangsa

Entah didoakan entah tidak, keempat masalah utama tadi tetap terjadi. Tidak terjadi pemulihan bangsa.

Selain itu, berbagai masalah utama yang sudah diperjelas melalui berbagai rincian itu kita coba pahami melalui tujuan Doa Pemulihan bagi Bangsa Indonesia. Berkat (yaitu, pertolongan dan restu Allah, perbuatan religius) apakah yang sudah diterima Indonesia kalau bangsanya sudah mengalami pemulihan? Apakah bangsa Indonesia sudah memberi berkat bagi bangsa-bangsa lain?

Tidak gampang menjawab kedua pertanyaan tadi. Alat untuk mengukur ada-tidaknya, banyak sedikitnya berkat bagi Indonesia dan bangsa-bangsa lain tidak ada. Kita sudah tahu bahwa bangsa Indonesia belum mengalami pemulihan secara tuntas; jadi, doa pemulihan tadi tidak mancur 100 persen. Tentang berkat mana yang sudah diterima Indonesia dan berkat mana yang diberikan kepada bangsa-bangsa lain, kita tidak punya data.

Kesulitan ini diperberat dengan jumlah total penduduk Indonesia dan masalah yang dihadapi setiap warganya. Ada lebih dari 200 juta orang Indonesia masa kini, mayoritas penganut Muslim; karena itu, ada lebih dari 200 juta masalah yang mereka hadapi. Ditambah dengan masalah-masalah multidimensional yang sudah diuraikan tadi, menjadi persoalan apakah Doa Pemulihan bagi Bangsa Indonesia bisa memecahkan semua masalah yang rumit itu dalam suatu seminar selama beberapa jam di Jakarta 23 Maret 2006. Berlanjutnya berbagai masalah utama sesudah seminar itu ditambah masalah-masalah setiap warga Indonesia  menunjukkan bahwa kuasa pemulihan bagi bangsa melalui doa-doa orang Kristen dalam seminar itu tidak menghasilkan dampak apa pun.
 
Bagaimana kalau yang punya kuasa pemulihan bagi bangsa Indonesia adalah Benny Hinn sendiri? Di Nigeria dan Trinidad-Tobago, Benny yang menyelenggarakan KKR dan doa pemulihan bagi bangsa kedua negara itu tidak menghasilkan apa pun yang nyata. Karena itu, dia dipastikan tidak akan mengubah apa pun di Indonesia melalui doa pemulihan bagi bangsa Indonesia.

0 komentar: