BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 25 Juni 2010

Skeptisisme Kristen: Apa, Bagaimana, dan Mengapa

Sekitar sebulan sebelum Benny Hinn Kampanye Kebangunan Rohani (KKR) lagi di Jakarta antara 18 dan 20 Juni 2010, suatu poster tentang rencana KKR dia di Jakarta secara tidak disangka muncul di papan pengumuman suatu paroki di Jakarta Barat dan hampir mengecoh umat Katolik di paroki itu. “Pastor Benny Hinn” akan KKR di Jakarta. Sebutan “pastor” tidak menimbulkan kecurigaan pengurus pastori itu karena kata ini sama artinya dengan “romo” atau pendeta Katolik. Barulah “kedok” pendeta Protestan aliran Karismatik dari AS itu ketahuan sesudah seorang pengunjung misa di pastori itu Minggu 9 Mei 2010 memberitahu pengurus pastori. Dia lalu meminta pengurus paroki mencabut poster itu karena pesannya tidak sesuai dengan iman Katolik. Tidak lupa pula dia meminta paroki berhati-hati dengan memasang acara ibadah non-Katolik di papan pengumuman suatu gereja Katolik. Apa sebabnya? “Banyak pencuri yang berusaha mencuri domba-domba-Nya.”

KKR di Jakarta 18-20 Juni 2010


Antara 18 dan 20 Juni 2010, Benny Hinn, penginjil tenar tapi kontroversial itu, memang mengadakan KKR di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Meskipun stadion itu mampu menampung 100 ribu orang, yang datang pada hari pertama sekitar 20 ribu orang. Ibadah pada tanggal 18 Juni 2010 yang seharusnya mulai pukul 6 sore baru dimulai 30 menit kemudian. Dua alasan tentang partisipasi di bawah target 100.000 pengunjung diberikan: hujan deras dan kasus perceraian Hinn dari isterinya Februari 2010. Tentang alasan kedua, ada hadirin yang mengabaikannnya karena percaya Allah mampu memakai siapa pun untuk melaksanakan maksud-Nya sekalipun orang itu punya masalah, seperti kasus perceraian Hinn.

KKR bukan KKR kalau tidak ada acara kesembuhan ilahi dan pertobatan keluarga. Sesudah didoakan Benny Hinn dan pelayan lainnya, benjolan di ketiak kiri seorang ibu lenyap, penglihatan yang kabur dari seorang ayah sembuh. Ini dua dari sekian mujizat kesembuhan ilahi pada malam pertama. Selain itu, terjadi pertobatan keluarga. Suatu keluarga asal India datang ke Jakarta dan menghadiri KKR Benny Hinn karena mencari Tuhan. Mereka mengalami pertobatan dan menjadi orang Kristen baru.

Hipnotisme atau sugesti?

Tapi apakah kesembuhan itu bersifat ilahi atau hanya hasil hipnotisme atau sugesti? Hanya waktu yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan ini. Kalau kesembuhan mereka secara ajaib memang bersifat ilahi, mereka akan tetap sembuh sampai mereka meninggal dunia. Tapi kalau mereka sembuh karena pengaruh hipnotisme atau sugesti, kesembuhan mereka akan bersifat sementara, bersifat menipu. Seperti yang dialami Melky Guslaw dalam suatu KKR Benny Hinn di Ancol, Jakarta Utara, tahun 2006.

Maret 2006, penginjil televisi (televangelist) kenamaan asal Amerika Serikat, Benny Hinn, melakukan KKR (Kampanye Kebangunan Rohani) selama beberapa hari di Ancol, Jakarta Utara. Dia disambut hangat Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. KKR itu dihadiri sekitar 1.5 juta orang.

Dalam suatu KKR, Melky Guslaw, penyanyi dan musikus tenar asal Ambon itu, tampil di panggung. Dengan membuka kemejanya sedikit, dia menunjukkan plester di dada bagian kirinya dan sambil menepuk-nepuk dadanya, dia mengatakan dengan tegas bahwa penyakit kankernya sudah “Sembuh, sembuh, sembuh!” Benny Hinn yang berdiri tidak jauh dari Melky tersenyum mendengarkan penegasan Melky. Melky lalu membawakan “How Great Thou Art” dalam bahasa Inggris dan versi Indonesianya dengan penuh perasaan, tampak hampir menangis karena terharu. Ribuan orang memberikan aplaus sesudah Melky Guslaw selesai menyanyi dan mereka, termasuk pemirsa di televisi, terkagum-kagum akan kesaksian Melky bahwa dia sudah disembuhkan.

Disembuhkan secara ajaib oleh Benny Hinn? Ya. Tapi sesudah Benny Hinn kembali ke AS, Melky Guslaw meninggal dunia. Kalau dia meninggal dunia karena sebab-sebab yang wajar, kita maklum, mengingat sifat kanker yang tidak bisa diramalkan. Tapi kalau kesembuhannya karena pengaruh kuasa ilahi dari Benny Hinn, kita jadi bertanya-tanya mengapa kuasa penyembuhan ilahi dari Hinn tidak “manjur”.

Skeptis dan kritis terhadap Benny Hinn

Ada baiknya kita memahami siapa dan apa Benny Hinn. Bagian pertama tulisan ini memperkenalkan dia kepada Anda; rincian tentang dia akan muncul dalam beberapa seri, menyoroti berbagai sisi dari dia dan kegiatan penginjilannya. Apa yang akan Anda tahu diharapkan tidak hanya memberi Anda pemahaman yang baru dan mengejutkan tentang ajaran-ajaran Kristennya tapi juga mengajak Anda untuk waspada terhadap ajaran-ajaran sealiran Benny Hinn yang disebarkan juga di Indonesia abad ke-21. Ajaran-ajaran itu entah di bagian lain di dunia melalui penginjilan internasional Hinn atau di Indonesia melalui penginjilan sealiran dengan dia menimbulkan banyak hal yang layak dipertanyakan, dari segi teologia Kristen, Alkitab, dan bahkan sains modern.

Apa yang layak kita pertanyakan, sangsikan, ragukan kebenarannya? Benny Hinn menambahkan ayat-ayat baru pada Alkitab. Dia, misalnya, mengatakan Allah terdiri dari sembilan bagian: Allah, Yesus, dan Roh Kudus masing-masing terdiri dari suatu tubuh, roh, dan jiwa! Alkitab tidak mengajarkan tentang Kesembilan Yang Esa tapi tentang Ketiga Yang Esa: Allah, Yesus, dan Roh Kudus. Yang diciptakan dengan tubuh, roh, dan jiwa bukan Allah, Pencipta, melainkan manusia, ciptaan-Nya. Alkitab melarang siapa pun menambahkan atau mengurangi firman Allah. Selanjutnya, kuasa penyembuhan rohaninya dinilai palsu karena menerapkan hipnotisme dan sugesti massal; banyak kesembuhan secara ajaib yang dia kleim, termasuk kleim bahwa sementara dia KKR di Ghana, Afrika, 1989, ada seorang yang mati lalu bangkit dari kematiannya, tidak benar. Nubuat-nubuatnya dalam buku ini semuanya meleset. Dia, misalnya, bernubuat bahwa Fidel Castro, pemimpin Kuba, akan mati tahun 1990-an, dan bahwa Yesus akan muncul secara jasmani di Nairobi, Kenya (Afrika), 2000, sementara dia KKR. Kedua nubuatnya tidak digenapi. Contoh-contoh lain dari pelayanan Benny Hinn sebagai penginjil televisi yang layak kita pertanyakan bisa Anda baca dalam uraian dan pemerian yang rinci dalam berbagai bab buku ini.

Kata “pertanyakan” mengacu pada kata “skeptis”, suatu ajektiva. Skeptis berarti cenderung tidak percaya atau cenderung tidak menerima hal-hal sebagai benar tapi mempertanyakan kebenaran hal-hal itu. Kata “skeptis” berada dalam satu kawasan arti (area of meaning) dengan kata “sangsi, ragu, mempertanyakan” dan frasa “tidak percaya, tidak yakin.”

Cara kita bersifat skeptis bisa melibatkan sifat lain: kritis. Bersifat kritis artinya memberikan komentar atau penilaian berdasarkan analisis atau penilaian tentang sesuatu, terutama dengan suatu cara yang rinci. Kata lain untuk “kritis” adalah “analitis, bersifat mencari.”

Skeptis dan kritis vs menghakimi

Bersifat skeptis dan kritis berbeda arti juga dengan “menghakimi” seorang atau sesuatu. Ada tiga arti umum dari kata “menghakimi”. Pertama, menentukan yang benar dan yang salah. Kedua, mengkritik atau mencela seorang berdasarkan alasan-alasan moral. Ketiga, membentuk suatu pendapat tentang seorang atau sesuatu, terutama sesudah dipikirkan atau dipertimbangkan. Ringkas kata, kata “menghakimi” mencakup mengadili, mencela seorang, dan membentuk pendapat tentang seorang atau sesuatu. Kata “skeptis” tidak mencakup ketiga arti kata “menghakimi.” Kata “kritis” yang berisi kata “penilaian” tidak sama artinya dengan mencari-cari kesalahan seorang tapi mengkritik atau mencela seorang atau sesuatu berdasarkan alasan moral.

Di samping arti umumnya, kata”menghakimi” punya arti khusus di dalam Alkitab. Di dalam Alkitab, kata ini terkadang berarti pengadilan oleh manusia; dia mengatakan suatu pendapat atau keputusan resmi tentang seorang atau sesuatu. Tapi lebih sering kata “menghakimi” berarti suatu malapetaka yang dipandang sebagai ditimpakan oleh Allah sebagai Hakim bangsa-bangsa melalui hukuman atau tawanan. Tujuan penghakiman Allah adalah demi pemurnian.

Arti pertama kata “menghakimi” menurut Alkitab tadi relevan dengan sifat skeptis dan kritis dari seri buku ini. Pendapat atau keputusan resmi (melalui uraian sistematis berdasarkan fakta) tentang seorang atau sesuatu diperoleh melalui sifat skeptis dan kritis yang bersumber pada Alkitab.

Menguji

Kata lain yang berkaitan dengan sifat skeptis dan kritis tapi berbeda dengan arti “menghakimi” adalah “menguji.” Arti umumnya adalah memeriksa sesuatu untuk mengetahui kualitas, kekuatan, kepandaian, dan sebagainya. Arti alkitabiahnya bisa disimak dari konteks 1 Yohanes 4:1: “... ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.” Dalam konteks ini, kata perintah “ujilah” berarti “periksalah untuk mengetahui” apakah kualitas atau ciri-ciri roh-roh penyesat berasal dari Allah atau tidak. Sumber terutama dari ujian kita terhadap roh-roh itu adalah Alkitab.

Kesimpulan

Jadi, frasa Kristen Skeptis sebagai judul seri buku ini secara ringkas berarti orang Kristen yang kritis dan menyangsikan, meragukan, mempertanyakan, dan memeriksa untuk mengetahui kualitas seorang atau sesuatu berdasarkan Alkitab. Teologia Kristen dan sains modern memperkuat uraian dan pemerian kita berdasarkan Alkitab.

Benny Hinn: Seorang Nabi Palsu? adalah buku pertama dari seri Kristen Skeptis. Ada banyak ajaran yang dikleim sebagai ajaran Kristen, tapi ini sebenarnya adalah penyesatan karena tidak sesuai dengan Alkitab. Demikian juga, ada banyak tulisan sekuler yang menyerang iman Kristen. Bagaimanakah orang Kristen menanggapi rupa-rupa ajaran dan informasi yang anti-alkitabiah ini? Mereka harus bersikap skeptis, kritis, dan memeriksa untuk mengetahui apakah ajaran-ajaran dan informasi tersebut berdasarkan firman Allah di dalam Alkitab atau tidak. Semua ajaran, semua informasi yang berlawanan dengan Alkitab, yang bertentangan dengan penjelasan dan dukungan teologia Kristen dan sains yang benar, haruslah ditolak. Buku ini dan yang menyusul adalah upaya untuk membentuk atau menunjukkan orang Kristen yang skeptis dan kritis.

Permohonan

Bagi Anda yang ingin memberi komentar, kami mohon menunggu sampai Anda membaca seluruh isi buku. Ada keutuhan penulisan dari buku ini. Karena itu, suatu komentar kritis tentang hanya suatu bagian dari keseluruhan yang utuh bisa meleset dari pokok-pokok sesungguhnya dari buku ini. Supaya “tepat sasaran”, berimbang, proporsional, berikanlah komentarmu sesudah membaca dan menyimak seluruh buku ini.

Jakarta, 24 Juni 2010


2 komentar:

www.gkmin.net mengatakan...

tentang "kepalsuan" Benny Hinn, sudah lama di-expose di http://jesus-is-savior.com
silakan cari bagian "wolf in sheep clotes"

salam,
www.gkmin.net

Davmandira mengatakan...

Terima kasih untuk info Anda. Kami sebenarnya akan memuat rangkuman yang lebih banyak dari yang Anda sebutkan tadi dan memberi penafsiran baru di sana-sini, termasuk menambah sumber-sumber info tertentu yang tidak ada di Internet sebelumnya. Anda akan menyimaknya dalam tulisan-tulisan mendatang. Davmandira