BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 28 Juni 2010

IV. Mempertanyakan Metode Penyembuhan Rohani Benny Hinn

KKR yang diselenggarakan Benny Hinn di dalam dan di luar Amerika Serikat dicirikan oleh serangkaian acara. Rangkaian acara ini dimaksudkan untuk mempersiapkan suasana hati hadirin agar penyembuhan ilahi bisa terlaksana sesuai rencana.

Proses Seleksi

Salah satu acara itu adalah proses seleksi. Proses ini memperkenalkan suatu teknik penyembuhan rohani yang disebut “senapan tembak (shotgun).” Hadirin mendengar pengumuman bahwa kesembuhan rohani tertentu tengah berlangsung, tapi tidak diketahui siapa yang sudah dipilih untuk memperoleh kesembuhan itu.

Sebelum tiba pada “senapan tembak”, Hinn menata suasana di panggung dan ruang KKR melalui mood music. Ini adalah musik instrumental atau nyanyian bersama dengan iringan musikal yang mempersiapkan dan memengaruhi suasana hati hadirin. Sering, nyanyian itu bersuasana lembut, syahdu, dengan refrein yang diulang-ulangi. Salah satu adalah refrein “He Touched Me”, diterjemahkan dalam Pelengkap Kidung Jemaat (Jakarta: Yayasan Musik Gereja di Indonesia, 2008) dengan judul “Dulu ‘Ku Tertindih Dosa” (no. 199). Refrein versi Indonesia dari refrein nyanyian dalam bahasa Inggris tadi demikian:

Dijamah, ‘ku dijamah,
meluap sukacitaku!
Tuhan Yesus menjamahku;
diriku menjadi baru.

Benny Hinn memimpin hadirin menyanyikan refrein itu berulang-ulang. Perulangan refrein ini membangkitkan suatu suasana emosional yang kuat karena nyanyian ini menghasilkan efek yang tidak berbeda dengan efek emosional yang dihasilkan mantera-mantera atau jampi-jampi yang diucapkan masyarakat primitif. Timbullah efek hipnotis.

Akibat semacam ini ditimbulkan oleh seorang ahli hipnotisme (teori dan praktek menghipnotis orang) pada orang-orang yang berada dalam kondisi alam bawahsadar dari akal budinya, kondisi yang tampak seperti mereka setengah sadar setengah tidur. Sesudah dalam keadaan terhipnotis, mereka bisa memberikan tanggapan-tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan ahli hipnotisme itu. Mereka sangat mudah terkena sugesti (penanaman gagasan ke dalam alam bawahsadar dari akal budi orang) ahli hipnotisme.

Efek “senapan tembak”

Saat yang tepat untuk memasuki acara berikut adalah saat suasana hati hadirin sudah terbentuk. Dalam acara yang bersuasana sangat emosional ini, Benny Hinn mengumumkan kepada hadirin bahwa mujizat tengah terjadi. Di antara kerumuman itu, ada seorang yang disembuhkan secara ajaib dari guna-guna, ada seorang yang disembuhkan secara ajaib dari dorongan setan dalam dirinya supaya dia bunuh diri, dan ada orang yang disembuhkan secara ajaib dari kanker.

Apakah semua orang sakit yang datang ke KKR Benny Hinn terkena “senapan tembak”? Tidak. Yang menjadi sasaran teknik penyembuhan ini adalah mereka yang sudah dipilih oleh petugas-petugas KKR. Mereka punya pembawaan emosional dan mudah dipengaruhi untuk percaya mereka sembuh. Merekalah yang didorong oleh “senapan tembak” untuk maju dan memberi kesaksian bahwa mereka sudah mengalami perubahan: mereka sudah mengalami mujizat kesembuhan. Lalu, siapakah yang tidak terpilih untuk mengalami kesembuhan rohani? Sering, orang-orang sakit yang tertinggal adalah mereka yang paling menderita. Itulah, misalnya, mereka yang tidak bisa berdiri dan harus duduk di kursi roda, dan mereka yang berbaring di tempat tidur beroda sambil memakai botol-botol infus sementara didorong oleh keluarganya dekat panggung KKR dengan harapan yang membubung tinggi bahwa kesembuhan finalnya, kesembuhan rohani, ada di KKR Benny Hinn.

Bayangkan rasa kecewa mereka sesudah KKR selesai. Bayangkan apa jadinya seandainya mereka meninggal dunia karena mengabaikan nasihat dokter agar mereka tetap mematuhi pengobatan yang diberikan dan bisa sembuh. Seharusnya mereka menggugat Benny Hinn secara hukum karena kematian kakek, nenek, ayah, ibu, saudara, atau kerabatnya yang mereka kasihi sesudah mereka gagal disembuhkan secara ajaib oleh penginjil itu.

Hinn yang barangkali tidak menyadari kekecewaan mereka tetap melanjutkan acara KKR dia dari panggung. Sekarang, mereka yang sudah diseleksi petugas KKR melewati gang di antara kursi-kursi hadirin mendekati panggung, tapi tidak semua akan naik ke panggung. Hanya sedikit di antaranya yang diseleksi lagi yang diizinkan naik ke panggung. Yang lolos seleksi tahap akhir ini adalah mereka yang punya kisah paling menarik dan menunjukkan semangat paling besar.

Kesamaan dengan hipnotisme

Sampai pada proses seleksi ini, mereka yang paham tentang hipnotisme panggung (seperti yang, misalnya, dipertontonkan Deddy Corbouzier dan Romy Rafael di televisi Indonesia) segera menemukan kesamaan proses seleksi KKR Benny Hinn dengan yang dilakukan oleh ahli hipnotisme panggung. Sama dengan yang dilakukan dalam KKR Benny Hinn, para ahli hipnotisme panggung melakukan seleksi orang-orang yang diizinkan tampil di panggung: mereka yang mudah dihipnotis. Mereka adalah orang yang patuh, bekerja sama, dan mudah terkena sugesti.

Permainan Peranan

Acara berikut adalah permainan peranan (role-playing). Istilah ini sering dipakai dalam pelajaran bahasa dan psikoterapi, suatu cabang ilmu jiwa yang menangani proses kesembuhan pasien dengan masalah kejiwaan. Dalam pelajaran bahasa, permainan peranan adalah suatu bantuan bagi pelajar untuk mengaktualisasi, misalnya, suatu percakapan dalam bahasa Inggris supaya pelajaran bahasa secara audiovisual ini mudah diserap. Dalam psikoterapi, permainan peranan adalah suatu bantuan untuk memahami secara lebih baik suatu peranan sosial yang jelas dari pasien dengan masalah kejiwaan.

Permainan peranan mereka yang lolos seleksi tahap akhir dan ada sekarang di panggung KKR tampaknya merupakan gabungan dari kedua macam permainan peranan tadi, sekurang-kurangnya gabungan beberapa unsur dari kedua-duanya. Begitu mereka di panggung, salah seorang petugas KKR yang sudah menyeleksi mereka mengumumkan kepada hadirin bahwa setiap orang sudah disembuhkan. Ada wanita yang meloncat-loncat untuk menunjukkan kepada siapa pun yang menontonnya bahwa dia sudah tidak merasa sakit lagi sesudah lututnya dibedah tiga minggu sebelumnya. Ada lagi yang disembuhkan dari kuasa setan.

Setiap orang yang sudah disembuhkan menunjukkan buktinya. Mereka berlari-lari ke sana-kemari di panggung, memberi kesaksian sambil menangis, dan lain-lain.

Demonstrasi kuasa “urapan ilahi”

Tibalah suatu bagian acara ini yang mempertontonkan kuasa “urapan ilahi” atas Benny Hinn, kuasa yang memesona hadirin yang terbawa arus emosinya. Beberapa orang lelaki dan wanita berbadan besar dan kuat bergerak di panggung ke belakang mereka yang sudah disembuhkan secara ajaib. Mereka dikenal dalam kosakata KKR yang disertai penyembuhan ajaib sebagai “penangkap tubuh (body catcher)”. Sambil bersiap-siap melaksanakan tugas mereka, Benny Hinn memberi suatu aba-aba, sentuhan, atau isyarat lainnya. Sangat sering dia menjepit wajah orang yang sudah disembuhkan dan menghadapnya sekarang di antara ibu jari dan jari-jarinya, memberikan sedikit dorongan, dan tergeletaklah orang itu di tangan para penangkap tubuh yang kemudian meletakkannya berbaring di lantai panggung KKR. Yang lain tertelungkup, menjadi kaku dan jatuh ke arah belakang dan ditangkap tangan penangkap tubuh, dan sedikit di antara mereka terhuyung-huyung. Begitu jatuh, banyak yang tergeletak seakan-akan kesurupan sementara ada yang menggeliat dan tampak hampir kesurupan. Hadirin yang menyaksikan “mujizat-mujizat” dahsyat di panggung bertepuk tangan, mengangkat tangan ke udara sambil berdoa dan menangis dan mengucapkan kata-kata seperti “Haleluya! Puji Tuhan!” dan sebagainya.

Bahasa lidah dan ungkapan emosional lainnya

Proses ini disertai dengan berbicara atau berdoa dalam bahasa lidah dan ungkapan emosional lainnya. Dalam ajaran Gerakan Karismatik modern, gejala religius atau spiritual ini dikenal dengan nama “berada di bawah Kuasa [Roh Kudus]” Istilah ini sering disebut juga sebagai “dibunuh dalam roh” kalau ada orang-orang yang mengalami apa yang dipercaya hadirin sebagai kesembuhan rohani melalui tanda-tanda yang dipengaruhi kuasa hipnotisme panggung atau sugesti Hinn, seperti badan menjadi kaku dan jatuh ke belakang, terhuyung-huyung, dan lain-lain.

Hipnotisme

Akan tetapi, orang Kristen lainnya sering menyangsikan gejala rohani tadi. Mereka curiga – dan tepat kecurigaannya – bahwa orang-orang yang terlibat dalam permainan peranan sebagai orang-orang yang sudah disembuhkan secara rohani tadi hanya “dipengaruhi untuk jatuh.” Dengan kata lain, mereka hanya terlibat dalam suatu bentuk permainan peran. Permainan peranannya didorong oleh dua hal: keinginannya yang kuat untuk menerima kuasa ilahi dan pengaruh sugesti untuk melakukan permainan perannya. Bahkan di antara mereka yang ada di panggung KKR dan secara emosional kurang bisa terkena sugesti akan segan untuk tidak melakukan permainan peran karena Benny Hinn dan pembantu-pembantu di sekitarnya berharap mereka melakukan permainan peran itu.

Pendek kata, orang-orang yang mau disembuhkan di panggung KKR berperilaku seakan-akan mereka sudah “dihipnotis.” Menurut arti populernya, hipnotisme dipercaya melibatkan suatu keadaan “kesurupan” yang gaib. Meskipun demikian, hipnosis (kondisi jiwa yang ditimbulkan secara buatan) sebenarnya hanya perilaku patuh sebagai tanggapan terhadap sugesti. Seorang pakar hipnotisme mengatakan tentang penampilan panggung Hinn ketika dia menyembuhkan orang secara gaib: “Ini sesuatu yang kami lakukan setiap hari dan Pak Hinn seorang yang benar-benar profesional.”

Apakah mereka yang melakukan permainan peran di panggung KKR tadi memang sembuh secara ajaib? Ada bahaya mereka yang percaya sudah disembuhkan secara ajaib akan mengabaikan pertolongan dokter; pertolongannya bisa meringankan atau bahkan bisa menyelamatkan nyawanya. Suatu contoh berasal dari KKR Kathryn Kuhlman, seorang penginjil wanita tenar asal AS yang menjadi penasihat dan panutan Hinn. Seorang wanita, Ibu Helen Sullivan, menderita kanker yang sudah menyebar ke tulang belakangnya. Kuhlman meminta dia keluar dari kursi rodanya, mengambil penopang punggungnya, dan berlari-lari keliling panggung. Hadirin bertepuk tangan karena mengira mujizat terjadi. Tapi kejenakaan itu mengakibatkan tulang punggung Ibu Sullivan ambruk. Empat bulan sesudah “kesembuhan” dia, dia meninggal dunia.

Barangkali Kathryn Kuhlman bukan seorang penipu. Dia tidak tahu tentang penyakit dan akibat-akibat sugesti. Dia barangkali melatih dirinya untuk menyangkal, secara emosional dan intelektual, apa pun yang bisa mengancam keabsahan penginjilannya.

Hal yang sama bisa dikatakan tentang Benny Hinn. Dalam suatu KKR dia di Nairobi, Kenya, 2008, empat orang, termasuk dua orang anak, yang tengah mengikuti KKR itu demi memperoleh kesembuhan ilahi dari penyakitnya malah meninggal dunia. Mereka sebelumnya adalah pasien-pasien rumah sakit di Nairobi tapi dilepaskan dari rumah sakit itu untuk mencari kesembuhan ajaib di KKR Hinn itu. Salah seorang anak yang meninggal dunia di tengah KKR itu adalah seorang bayi wanita, Clondin Adhiambo. Karena sakitnya selama empat bulan tidak sembuh, ibunya membawa Clondin dari rumah sakit ke KKR Benny Hinn dengan harapan membubung tinggi puterinya akan sembuh. Tapi kondisi kesehatan bayi itu malah memburuk selama acara doa di KKR Hinn. Dia dibawa ke suatu rumah sakit di Nairobi tapi meninggal dunia setibanya di sana. Ini salah satu dari sekian contoh tentang kegagalan penyembuhan rohani Benny Hinn, barangkali karena dia juga tidak tahu tentang penyakit-penyakit dan akibat-akibat sugesti.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Why god won't heal amputees?
ini linknya :

http://www.youtube.com/watch?v=y3VAEYEG53w

Davmandira mengatakan...

Seluruh realitas ibarat suatu samudera, sementara kemampuan akal budi, yaitu kapasitas rasional-logis-intelektual, manusia untuk memahami seluruh realitas itu ibarat sedikit sekali air samudera dalam sebuah gelas. Kebenaran Firman Allah ibarat samudera itu. Apa sebuah gelas bisa menampung seluruh samudera itu? Tekanan pembicara dalam video tadi pada kemampuan akal budi (mind) manusia memahami Firman Allah, sayangnya, dengan penafsiran yang tidak tepat. Sikap dasar yang saya tangkap dari pembicara dalam video tadi adalah suatu kritik tidak langsung tentang akal budi yang diabaikan dalam iman buta orang Kristen. Ini suatu kritik yang baik tapi tanpa tuntunan Alkitab. SW