BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 19 Juli 2010

XVI. Dua Ramalan Dukun yang Digenapi di Irian Barat

Suatu cara lain untuk menguji apakah nubuat-nubuat Benny Hinn yang didaku dituntun Roh Kudus digenapi seratus persen adalah dengan membandingkannnya dengan nubuat-nubuat atau ramalan-ramalan non-Kristen yang digenapi seratus persen. Kita sudah tahu nubuat-nubuat Hinn meleset sementara nubuat-nubuat yang dituntun Roh Kudus digenapi seratus persen. Bahkan tingkat kecermatan ramalan-ramalannya berada  di bawah kecermatan ramalan-ramalan non-Kristen tertentu. Melesetnya semua ramalan Hinn tidak meyakinkan kita bahwa ramalan-ramalannya dituntun Roh Kudus. Bab ini dan beberapa bab mendatang memperjelas keakuratan berbagai ramalan non-Kristen.

Apa itu nubuat dan ramalan? Lazimnya, kata “nubuat” dan “ramalan” pada intinya berarti “ramalan”. Nubuat secara sederhana berarti “ramalan ilahi”, ramalan tentang masa depan yang dipercaya menyingkapkan kehendak ilahi. Nubuat bisa juga berarti ramalan bahwa sesuatu akan terjadi di masa depan. Nubuat bisa juga berarti kemampuan yang dianggap ada untuk meramalkan masa depan ketika peramalnya diilhami seorang ilah. Jadi, dalam bab ini dan bab-bab berikut tentang ramalan-ramalan non-Kristen yang digenapi, kata “nubuat” dan “ramalan” akan dipakai secara berganti-gantian sebagai sinonim.

Ketepatan Ramalan Dua orang Dukun Tradisional Irian Barat

Kesaksian tentang dua ramalan dari dua orang dukun tradisional yang berbeda di Papua Barat dan terjadi sesuai yang diharapkan berlangsung di dua tempat dan waktu yang berbeda ketika propinsi Papua dan Papua Barat masa kini masih bernama “Irian Barat”. Nama sebenarnya dari saksi-saksi tidak disebutkan karena saya tidak mendapat izin mereka. Yang pertama terjadi di Manokwari 1964 ketika Arnold, seorang remaja lelaki, baru tamat SMP dan yang lain di Sukarnapura (kini Jayapura) 1967 ketika dia sudah kelas tiga SMA.

Seorang bayi akan mati demi menyelamatkan seorang lelaki dewasa

Suatu malam (sekitar pukul 7 malam), dia dan beberapa orang teman sekampungnya menghadiri suatu upacara penyembuhan seorang sepupu lelaki dia, Paulus, berusia sekitar 25 tahun, di sebuah rumah panggung tradisional di tepi Teluk Dore, Manokwari, 1964. Penyakit Paulus, menurut info, tidak diketahui penyebabnya oleh dokter rumah sakit yang memeriksanya di Manokwari. Karena itu, anggota keluarganya menempuh cara penyembuhan tradisional: penyembuhan gaib seorang dukun tradisional. Dukun itu, seorang lelaki berusia sekitar 50-an tahun, lalu dipanggil. Arnold dan tiga orang teman lelakinya datang dan duduk bersila bersama tamu lelaki lainnya di lantai kayu rumah panggung itu sementara kaum wanita umumnya berselonjor di lantai itu. Kamar tamu yang luas itu diterangi lampu petromaks. Di belakang dinding ruang tamu itu ada sebuah kamar tidur yang sempit dan memanjang; di situlah Paulus yang tidak bisa bangun dari tikarnya berbaring dalam kesakitannya yang misterius. Di kanan ruang tamu itu, dari arah pintu masuk, ada sebuah kamar yang dihuni sepasang suami-isteri yang masih berusia 20-an tahun, dengan anak lelaki pertama mereka, seorang bayi berusia beberapa bulan.

Baik Paulus yang sakit, dukun tradisional, maupun hadirin adalah penganut Kristen Protestan aliran utama, berlatar belakang Kalvinistik. Apa yang dipraktekkan dukun itu di kota Manokwari sebenarnya adalah perpanjangan dari praktek yang sama di kampung-kampungnya. Peranan dukun seperti ini diandalkan ketika dia dan orang-orang sekampungnya tinggal jauh atau terpencil dari pengobatan modern dan ketika orang sakit yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter modern sangat membutuhkan pertolongan agar dia bisa sembuh. Dalam keadaan yang sulit seperti ini, penduduk kampung yang Kristen itu tidak bisa berbuat hal lain kecuali mengandalkan dukun tradisional yang sebelum masuknya agama Kristen di kampung-kampung mereka adalah “dokter” mereka. Kondisi seperti di kampung-kampung mereka itulah yang sekarang berulang di rumah panggung di Teluk Dore, Manokwari.

Kalau penyakit misterius penderita berat dan sulit disembuhkan oleh pengobatan tradisional biasa atau oleh ilmu kedokteran modern, dukun tradisional yang dipanggil sering mengandalkan arwah orang mati untuk meminta pertolongannya. Tanda arwah itu hadir adalah ketika dukun kesurupan roh orang mati yang dia panggil melalui upacara tertentu.

Roh orang mati tadi berasal dari dunia orang mati, suatu bagian dari dunia orang hidup. Bagi masyarakat tradisional, masyarakat bukanlah keseluruhan hubungan sosial antara kelompok-kelompok orang yang hidup saja. Masyarakat menurut pengertian mereka mencakup baik orang hidup maupun orang mati. Yang terakhir bisa dihubungi melalui dukun-dukun tradisional yang memanggil arwahnya ketika krisis hidup, termasuk penyakit yang sulit disembuhkan, timbul. Dengan bantuan roh-roh orang mati, masyarakat tradisional yang hidup berharap krisis-krisis hidup yang mereka alami bisa diatasi melalui peranan dukun tradisional. Dia menjadi perantara dunia orang hidup dan orang mati. Berdasarkan pandangan-dunia (world-view) inilah dukun tradisional itu dipanggil.

Dukun itu lalu memulai upacara penyembuhan gaibnya. Dia mengunyah dedaunan hijau tertentu dan tiba-tiba dia mengeluarkan suatu teriakan aneh. Kemudian, dia yang tidak pincang sekarang berjalan pincang keliling ruang tamu itu sambil mengibas-ngibaskan ke kiri-kanan-depan sisi badannya sehelai kain merah berukuran sedikit lebih luas dari sehelai kain serbet berukuran sedang. Sambil bertingkah demikian, dia berbicara dalam suara seorang lelaki yang bukan suara aslinya dan juga dalam bahasa daerah yang tidak dipahami secara jelas, terutama oleh Arnold dan teman-teman sebayanya, generasi muda sekampungnya. Dukun itu sudah kesurupan seorang arwah yang semasa hidupnya dikenal orang-orang tua yang hadir sebagai berjalan pincang dan bersuara demikian. Sambil menginang, mengunyah tembakau prompi  (susur dalam bahasa Jawa) atau merokok, orang-orang tua dan mereka yang terbiasa dengan upacara penyembuhan tradisional itu berbicara kepada dukun yang sudah kerasukan arwah leluhur yang dipanggil itu. Atau mereka bertanya kepadanya tentang penyebab sakitnya Paulus, siapa yang secara gaib mengakibatkan dia jatuh sakit melalui praktek doti (santet),  dan kapan dia sembuh. Arwah yang menguasai dukun tradisional itu membalas berbicara atau menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Sekitar dua puluh menit kemudian, dukun itu mengeluarkan teriakan aneh yang lain dan dia siuman. Perilaku normalnya kembali, jalannya tidak pincang, dan dia sama sekali tidak mengingat apa yang baru saja dia lakukan.

Sesudah upacara selesai, Arnold dan teman-temannya mendapat info bahwa Paulus, menurut jawaban arwah yang merasuki dukun itu, akan sembuh tiga hari kemudian. Tapi kesembuhannya akan terjadi melalui pemulihan atau penggantian jiwanya yang sudah rusak dengan jiwa yang baru, yang masih segar. Jiwa siapa? Arnold baru akan tahu jiwa pengganti itu ketika dia dan teman-temannya mengikuti upacara penyembuhan Paulus pada malam yang kedua di rumah yang sama.

Sekitar jam yang sama, mereka hadir dan dukun yang sama melakukan rentetan upaca yang hampir sama. Kali ini arwah lain dengan perilaku uniknya menguasai dukun itu. Menjelang upacara itu beredar desas-desus yang sangat dirahasiakan setiap orang yang hadir, terutama terhadap pasasangan suami-isteri muda yang punya bayi itu. Ada seekor kuskus tampak melingkarkan ekornya pada ranting sebatang pohon kecil dekat kamar pasangan-suami isteri muda di rumah itu. Padahal, tidak ada kuskus yang dipelihara di situ dan tidak mungkin seekor kuskus liar dari hutan di Manokwari tampak di pohon itu. Hutan di Manokwari jauh dari rumah panggung itu, suatu bagian dari kota Manokwari. Bayi di kamar itu terdengar menangis dan terdengar suara samar-samar ibunya mencoba menenangkannya. Suaminya yang ikut menghadiri upacara itu pada malam pertama dan kedua tampak tegang dan diam. Kali ini arwah yang merasuki dukun itu meminta makan ikan sako mentah, sejenis ikan mirip barakuda tapi lebih ramping, berpunggung biru laut, dan berperut putih. Segera ada beberapa orang lelaki yang pergi dengan sebuah perahu kecil yang diterangi sebuah lampu petromaks yang lain. Mereka kembali dengan ikan sako yang mereka baru saja tombaki dengan tombak ikan dan menyerahkannya dalam keadaan segar dan mentah kepada dukun yang sudah kesurupan itu. Dia mencabil-cabik daging ikan itu dengan gigi dan kuku jari-jarinya lalu memakannya!

Upacara malam kedua lalu selesai tapi ketegangan di antara hadirin makin meningkat. Arnold dan teman-temannya mendapat info rahasia. Besok pagi, hari ketiga, Paulus akan sembuh tapi seorang di rumah itu akan mati demi menebus nyawanya yang hancur! Siapa sang penebus jiwa Paulus? Arnold dan teman-temannya kaget dan merasa tegang dengan jawaban yang mereka peroleh: bayi berusia beberapa bulan di kamar yang bersambung dari kamar tamu itu akan mati demi kehidupan Paulus!  Bagaimana caranya jiwanya akan dikeluarkan? Melalui kuskus itu, makhluk yang muncul malam kedua di pohon dekat kamar berukuran kecil itu; dia sebenarnya seorang manwen (diucapkan dengan suara sedikit lebih nyaring dan tinggi pada suku kata kedua: manWEN). Ini suatu kata Biak-Numfor yang berarti manusia jadi-jadian dalam berbagai bentuk hidup, termasuk dalam rupa hewan, biasanya yang kuat dan menakutkan seperti ular, babi hutan, dan buaya atau unggas-unggas tertentu seperti burung gagak hitam dan burung hantu. Munculnya  manwen dalam wujud seekor kuskus, seekor hewan pemakan buah-buahan yang jinak kalau dipelihara, di suatu bagian pinggiran kota dekat laut justru memperkuat kepercayaan tradisional bahwa dia adalah manwen.

Arnold sulit tidur malam itu di rumahnya karena tegang menantikan ramalan dukun tradisional itu. Dia dan teman-temannya memutuskan akan pergi lagi ke rumah tempat Paulus berbaring karena sakitnya besok pagi. Sekitar jam 6 pagi ketika tengah menuju rumah itu, mereka mendengar suara tangisan dan nyanyian berkabung tradisional. Ketika mereka memasuki rumah itu, Paulus sudah duduk bersila di ruang tamu sementara orang berkumpul di dalam dan sekitar kamar pasangan suami-isteri muda itu, sebagian menangis dan yang lain menyanyikan nyanyian perkabungan tradisional. Bayinya meninggal dunia bersamaan dengan sembuhnya Paulus!

Hari itu, ada dua macam suasana hati yang bercampur-aduk. Rasa senang dan bahagia karena Paulus sudah sembuh bercampur aduk dengan rasa sedih dan berduka karena kematian bayi itu. Dalam tradisi kepercayaan penduduk pesisir Irian tadi, seorang bayi berusia beberapa bulan dikorbankan demi keselamatan seorang lelaki dewasa! Bayi itu lalu dimakamkan di pemakaman Kristen Manokwari.

Anda barangkali tidak suka dengan sinkretisme macam ini. Tapi tujuan kisah ini bukan untuk membenarkan atau menyalahkan gabungan kepercayaan yang berbeda-beda. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa dukun tradisional itu, melalui tuntunan arwah, mengucapkan ramalan yang terjadi seratus persen. Ini tingkat kecermatan yang tidak sekalipun dicapai Benny Hinn melalui nubuat-nubuatnya yang, katanya, dituntun Roh Kudus.

Kapal ke Manokwari tidak akan berangkat Selasa tapi Rabu

Kecermatan ramalan lain berasal dari Jakob, seorang dukun tradisional lain, asal kampung Arnold. Ramalannya yang digenapi tentang hari keberangkatan kapal.

Sesudah tamat SMP di Manokwari 1964, Arnold melanjutkan sekolahnya di sebuah SMA di Sukarnapura. Tahun 1967, Jakob, waktu itu berusia sekitar 50-an tahun dan salah seorang paman Arnold, datang  bersama isterinya ke Sukarnapura – untuk pertama kali. Mereka mengunjungi Luis, seorang kerabat sekampungnya yang sudah puluhan tahun meninggalkan kampung halamannya sejak zaman Belanda dan pada tahun 1967 adalah seorang pejabat pemerintah provinsi Irian Barat dengan kantor pusat di Sukarnapura. Tapi karena rumah Luis di Sukarnapura tidak punya kamar tidur lagi, Jakob dan isterinya menginap di rumah seorang kerabat lain di Abepura, suatu bagian Sukarnapura.

Sesudah berada selama beberapa hari di Abepura dan Sukarnapura, Jakob dan isterinya akan pulang  dengan kapal yang sudah mereka tumpangi dari Manokwari.Tapi kabar tentang keberangkatan kapal itu simpang-siur: kapal itu dikabarkan akan berangkat Senin, kemudian, Selasa, kemudian Minggu, lalu Rabu. Mereka berdua yang punya suatu rencana penting lain di Manokwari dalam tiga hari mendatang lalu menjadi resah tentang kepastian keberangkatan kapal itu.

Jakob dan isterinya lalu datang hari Minggu malam di rumah Luis. Isteri Luis, Benny (putera Luis) yang sudah tamat SMA, ayahnya, dan Arnold ada di rumah itu. Tanpa diketahui sebelumnya, Jakob berjalan keluar rumah Luis dalam kegelapan sambil mengunyah dedaunan hijau tertentu. Tiba-tiba hadirin lainnya di rumah mendengar teriakan aneh, melihat Jakob sekarang berjalan dengan langkah seorang anak lelaki kecil  ke dalam ruang tamu suatu rumah beton dengan lantai marmer peninggalan Belanda. Dia lalu berjalan keliling ruang tamu sambil berbicara tidak dengan suara lelakinya yang kokoh, dalam, dan agak rendah tapi dengan suara tinggi seorang anak berusia sekitar 5-6 tahun, disaksikan Luis, Benny, ibunya, isteri Jakob, dan Arnold. Isteri Jakob sementara itu duduk berselonjor dan menginang sambil bercakap-cakap dengan arwah anak kecil yang tengah merasuki suaminya. Dia lalu bertanya kapan kapal itu akan berangkat. Bukan Selasa melainkan Rabu. Mengapa Rabu? Ada titipan obat-obatan untuk Rumah Sakit Umum di Manokwari yang belum dimasukkan ke kapal; kemudian, kapten kapal untuk pelayaran pesisir itu (coaster), seorang lelaki Irian, baru mendapat kaca mata barunya Rabu. Sekitar 15-20 menit kemudian, Jakob keluar ke tempat gelap yang sama, mengeluarkan teriakan aneh yang lain, kembali ke ruang tamu, berjalan dan berbicara dengan suaranya yang normal. Dia sudah siuman dari keadaan kesurupan arwah anak kecil tadi.

Waktu dia siuman, sudah hampir jam 10 malam. Dia mendesak isterinya agar pulang sekarang karena Selasa mereka akan kembali ke Manokwari dengan kapal yang sama. Tanpa menyebutkan ramalan arwah anak kecil tadi bahwa kapal akan berangkat hari Rabu, isterinya mengatakan dengan yakin kapal tidak akan berangkat Selasa. Ini membuat suaminya makin kesal. Jakob memang tidak menyadari dirinya baru saja kesurupan dan menyampaikan suatu ramalan penting. Akhirnya Luis menyuruh Benny mengantarkan mereka dengan jip kembali ke Abepura malam itu juga.

Benny yang belum pernah menyaksikan sendiri upacara meramal tradisional macam itu sebelumnya kini menjadi sangat bergairah, sekaligus tegang. Apakah ramalan arwah itu akan tepat? Kebetulan sekali, Pieter, seorang lelaki berusia 18-an yang menjadi salah seorang awak kapal itu masih berkerabat dengan ayahnya dan sering datang ke rumah mereka. Pada hari Senin sore, Pieter yang sama sekali tidak diberitahu sebelumnya tentang ramalan arwah itu datang ke rumah Luis. Benny mengingatkan Arnold untuk tidak menyingkapkan niatnya menyelidiki secara rasional tapi diam-diam apakah ramalan roh orang mati melalui Jakob benar atau tidak. Kepada Pieter, dia bertanya apakah kapal akan berangkat Selasa. Tidak, ditunda ke Rabu, jawab Pieter. Mengapa ditunda? Ada obat-obatan dari Rumah Sakit Umum Sukarnapura untuk RSUP Manokwari yang belum dimuat dan akan dimuat Selasa. Apa lagi? Kapten kapal baru akan mendapat kacamatanya yang baru hari Rabu. Jadi, kapal baru akan berangkat Rabu? Betul, jawab Pieter.

Benny dan Arnold saling memandang begitu rupa sehingga menimbulkan rasa ingin tahu Pieter. Lalu, Benny menjelaskan alasan-alasan dia bertanya demikian pada Pieter. Ramalan seperti itu biasa di kampung, kata Pieter.

Benny mencoba menjelaskan secara rasional gejala kesurupan yang dialami Jakob. Sumber pemicu kesurupan Jakob tampaknya ada pada dedaunan yang dia kunyah. Dedaunan itu tampaknya punya zat-zat tertentu yang merangsang otak Jakob untuk memperoleh penglihatan ke masa depan. Tapi bagaimana arwah seorang anak kecil yang dipanggil melalui rangsangan otak Jakob bisa memberikan suatu ramalan yang tepat tidak dijelaskan Benny.

Jakob, isterinya, dan hadirin lainnya adalah orang-orang Irian pesisir dari Teluk Geelvink (sekarang Teluk Cenderwasih) di Irian Barat Tengah bagian utara yang mengalami sebagian hidupnya pada zaman Belanda. Benny dan Arnold menempuh sebagian pendidikan modernnya pada sekolah-sekolah Kristen zaman Belanda. Di sekolah-sekolah zaman Belanda, mereka dilatih berpikir dan memecahkan masalah secara rasional. Meskipun berasal dari kampung, Luis dan isterinya melewatkan sebagian besar hidupnya di kota, mula-mula di Hollandia (nama Belanda untuk Jayapura masa kini) dan kemudian di Sukarnapura. Benny, putera mereka yang lahir dan dibesarkan di kota, jarang melihat kampung ayahnya, asal Manokwari. Baik Jakob dan isterinya maupun Luis, isterinya, Benny, Arnold, dan Pieter adalah penganut Kristen Protestan aliran utama dengan latar belakang Kalvinistik.

Sekali lagi, Anda mengamati melalui contoh kedua kebenaran seratus persen dari ramalan Jakob berdasarkan tuntunan roh orang mati. Terlepas dari ajaran Alkitab yang melarang orang Kristen berhubungan dengan arwah, contoh ramalan non-Kristen ini membuktikan sekali lagi kebenarannya sebesar seratus persen. Kebenaran yang bertentangan dengan ajaran Kristen ini jelas “unggul” atas nubuat-nubuat Benny Hinn yang semuanya meleset. Padahal dia mendaku nubuat-nubuatnya dituntun Roh Kudus. Bagaimana mungkin Roh Kudusnya Benny Hinn bisa “kalah” kecermatannya pada ramalan seorang dukun tradisional melalui suatu medium non-Kristen?

Info 2009: Paulus Masih Hidup

Pada zaman Belanda, Paulus adalah seorang karyawan PTT (Post, Telefoon, en Telegraaf), semacam TELKOM masa kini, di Manokwari. Sekitar awal 1960-an, dia keluar dari pekerjaannya dan melamar untuk menjadi anggota tentara Korps Sukarelawan Papua (Papua Vrijwilligers Corps disingkat PVK) bentukan pasukan komando AL Belanda. Dia diterima. Populer sebagai “Batalyon Papua” di antara rakyat Irian, orang-orang Irian, termasuk Paulus, yang lolos seleksi dilatih untuk ikut bertempur bersama tentara Belanda dan brigade mobil polisi (sebagian besar anggotanya lelaki muda Irian) melawan “para infiltran” dari Indonesia – tentara Indonesia yang menyusup masuk ke Irian zaman Belanda – selama konflik Indonesia-Belanda yang disebut TRIKORA antara 1958 dan 1962. Markas PVK di Arfai, Manokwari.

Sesudah kedaulatan atas Irian Barat diserahkan secara resmi kepada Indonesia 1 Mei 1963, PVK dilebur ke dalam Angkatan Darat RI. Sebagai akibatnya, Paulus dan kawan-kawannya yang masih anggota aktif PVK dikirim ke Jawa untuk latihan militer. Sekembalinya dari Jawa itulah dia jatuh sakit dan membutuhkan pertolongan dukun tradisional itu.

Sekitar tahun 1970, Arnold yang sudah bekerja di suatu lembaga swasta di Sukarnapura sewaktu-waktu dikunjungi Paulus. Paulus waktu itu masih anggota ABRI-AD dan tinggal di Abepura.

Menjelang akhir 1970, Arnold berangkat dengan kapal laut dari PELNI untuk kuliah di suatu perguruan tinggi swasta di Jawa Tengah. Untuk libur Natal 1974 dan Tahun Baru 1975, Arnold libur ke Manokwari dan Sukarnapura. Dalam perjalanan dengan kapal PELNI yang ditumpanginya dari Surabaya, dia bertemu Eduard, seorang kopral AD asal Irian yang berdinas di Bandung dan libur ke Sorong. Dari Eduard, Arnold tahu akhir 1974 bahwa Paulus masih anggota aktif TNI di Sorong.

Tahun 2009, Arnold yang sudah selesai kuliah lalu bekerja dan tinggal di Jakarta sejak 1980 bertemu dengan seorang keponakannya dari Manokwari di Jakarta. Dalam suatu cerita tentang kampung halaman mereka, keponakan itu bercerita Paulus dan beberapa orang sekampungnya berencana mengadakan suatu musyarawah besar orang-orang sekampungnya sekitar pertengahan 2009. Tidak disadari keponakannya bahwa nama Arnold yang baru saja dia sebut membangkitkan kenangan khusus pamannya pada Arnold. Ternyata Paulus masih hidup. Kalau begitu, Paulus yang sembuh 1964 dan tetap hidup sampai dengan tahun 2009 ketika namanya disebutkan secara kebetulan mesti berusia sekitar 70 tahun.

Bukan saja ramalan dukun tradisional itu melalui roh orang mati sebagai suatu medium nyata melalui kesembuhan Paulus 1964. Ramalan yang digenapi seratus persen itu memberi jaminan kesehatannya selama sekitar 45 tahun (1964-2009).

Bandingkan keunggulan ramalan non-Kristen diikuti kesembuhan dan kesehatan selama hampir setengah abad itu dengan semua nubuat yang tidak digenapi dan kleim kesembuhan rohani yang tidak terjadi dari Benny Hinn. Roh Kudus yang menuntun Hinn untuk bernubuat dan melakukan kesembuhan rohaninya jelas “kalah pamor” dengan kuasa roh orang mati melalui dukun tradisional itu. Itu tentu bukan Roh Kudus menurut kesaksian Alkitab; itu roh-roh lain yang disangka Roh Kudus oleh Hinn.

Beberapa Nubuat yang Digenapi dengan Sendirinya di Irian Barat

Beberapa nubuat tradisional atau non-Kristen oleh beberapa suku di Irian Barat terjadi dengan sendirinya. Dalam bahasa Inggris, suatu nubuat dengan ciri ini disebut self-fulfilling prophecy. Ini adalah sejenis nubuat yang berakibat atau terbukti benar karena dinantikan atau diramalkan.

Ada empat contoh ramalan tradisional dari Irian Barat, semuanya kepercayaan tradisional yang akan terjadi di masa depan. Penggenapannya membutuhkan masa penantian barangkali selama berabad-abad, ratusan tahun. Bab berikut akan memperjelas kepercayaan tradisional masyarakat Irian yang ternyata adalah nubuat-nubuat yang digenapi dengan sendirinya.

0 komentar: